Ilustrasi obat sirup (Freepik)
JAKARTA, KanalMuria – Orang tua perlu mewaspadai kondisi anak balitanya dengan mengenali gejala-gejala Acute Kidney Injury (AKI) yang saat ini kasusnya tengah meningkat. AKI memiliki gejala seperti, penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil, demam selama 3-5 hari, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Ini sangat penting kepada seluruh masyarakat khususnya yang mempunyai anak berusia di bawah 18 tahun, utamanya balita. Jika terjadi penurunan frekuensi buang air kecil dan penurunan jumlahnya, bahkan sama sekali tidak keluar, atau yang disebut anuria, maka segera dilakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Juru Bicara Kemenkes Syahril, dalam keterangan persnya secara virtual, Rabu (19/10).
Kemenkes mengatakan, meski sedang meningkat, para orang tua diminta untuk tidak panik. Namun, orang tua harus tetap tenang dan selalu waspada terhadap gejala yang dialami anak jika mengarah ke gagal ginjal akut.
Untuk itu, Kemenkes meminta keluarga pasien menginformasikan obat yang dikonsumsi anak sebelumnya. Selain itu juga menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan.
“Jadi kalau anak ini dibawa ke dokter atau rumah sakit, obat-obat yang diminum sebelumnya itu harus dibawa. Itu untuk menyampaikan riwayat pengobatan yang sudah dilakukan atau yang telah diminum sebelumnya,” ujarnya.
Selain sudah meminta obat dalam bentuk sirup tidak diresepkan kepada seluruh apotek untuk sementara, Kemenkes mengimbau masyarakat mengonsumsi obat dalam bentuk lainnya. Obat yang dimaksud bisa dalam bentuk tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.
Melansir dari laman resmi Kemenkes, jumlah kasus gagal ginjal akut yang dilaporkan sebanyak 206 dari 20 provinsi, per 18 Oktober 2022. Sementara itu, sebanyak 99 anak dilaporkan meninggal dan angka kematian pasien menyentuh 65 persen di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. (iby/de)
