PATI, Kanalmuria.com – Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di Kantor Bupati Pati pada Jumat, 25 Oktober 2024. Mereka melakukannya untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap proses yang dianggap terlalu cepat dan tergesa-gesa untuk mengisi perangkat desa.
Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Kabupaten Pati berasal dari berbagai organisasi mahasiswa, termasuk Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Mereka berkumpul di depan kantor bupati sekitar pukul 10.35 WIB dengan spanduk bertuliskan, “Ada apa dengan pengisian perangkat desa”.
Mereka khawatir tentang pengisian perangkat desa yang terjadi di tengah tahapan pemilihan kepala daerah, kata Arfin, koordinator aksi. Menurutnya, ini tampaknya merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian dari proses pemilihan, yang melibatkan kepala desa menerima secara terbuka calon perangkat desa.
Karena pengisian perangkat desa saat ini dianggap sebagai langkah mundur, kata Arifin. Dia sekarang menggunakan sistem lembar jawaban komputer (LJK) setelah menganggap rekrutmen terlalu terburu-buru.
Dia menyatakan bahwa sistem ini rentan terhadap penipuan dan sangat mungkin dimanipulasi. Meskipun ujian diselenggarakan oleh sebuah universitas terkemuka, dia merasa ada kejanggalan dalam cara sistem LJK digunakan. (KRA/ARP)