Home » Antisipasi Bencana, Bupati Kudus Pastikan Kesiapan Sarpras dan Personel
Antisipasi Bencana, Bupati Kudus Pastikan Kesiapan Sarpras dan Personel

Antisipasi Bencana, Hartopo, Bupati Kudus Pastikan Kesiapan Sarpras dan Personel. (Foto: Dok Pemkab Kudus)

 

KUDUS, KanalMuria – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menginformasikan wilayah Jawa Tengah secara umum tengah memasuki musim penghujan di bulan Oktober. Musim penghujan tahun ini satu bulan lebih cepat dari biasanya, sementara puncaknya diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2023.

“Menghadapi musim penghujan, kondisi ini harus diwaspadai. Terlebih ada beberapa wilayah di Kudus yang memiliki tingkat kerawanan bencana lebih besar dibanding dengan wilayah lainnya,” kata Bupati Kudus, Hartopo saat memimpin Apel Gelar Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kabupaten Kudus di Alun-alun Simpang Tujuh, Senin (24/10).

Hartopo mengatakan, beberapa wilayah di Kudus berpotensi mengalami bencana seperti banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung. Setidaknya ada enam kecamatan yang rawan banjir, dan dua kecamatan rentan longsor. Dalam apel tersebut hadir jajaran Forkopimda, serta Sekda Kudus beserta asisten. Turut hadir juga OPD terkait, personel TNI/Polri, Satpol PP, dan peserta lainnya.

“Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus tahun lalu, sebanyak 72 kejadian angin kencang, 40 banjir dan 21 tanah longsor terjadi di Kudus. Sementara, tahun ini per-bulan September telah terjadi 53 angin kencang, 16 banjir dan 29 tanah longsor,” ungkapnya, seperti dilansir dari laman resmi Pemkab Kudus.

Dengan data-data itu, dia mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap untuk menghadapi serta menanggulangi potensi bencana yang mungkin terjadi. Diingatkan pula, potensi bencana selalu berbanding lurus saat terjadi peningkatan curah hujan.

Bupati Kudus ini menjelaskan, dalam penanggulangan bencana tidak hanya tugas pemerintah daerah saja. “Semua elemen masyarakat bisa ikut terlibat sesuai perannya masing-masing. Pelaksanaan apel kesiapsiagaan ini sebagai bentuk persiapan kita dalam mengantisipasi dan menanggulangi terjadinya bencana di Kabupaten Kudus,” tegas Hartopo.

Selain mengimbau masyarakat, dia menekankan kepada personel penanggulangan bencana untuk siap dalam mengantisipasi dan menanggulangi terjadinya bencana di Kabupaten Kudus. Hartopo menekankan pada kesiapan mental dan fisik, penguasaan dan mengenali medan, koordinasi serta komunikasi yang baik antar instansi.

“Personel juga harus berpedoman pada SOP yang berlaku, dengan melakukan pembinaan dan sosialisasi terhadap masyarakat. Melaporkan setiap kejadian, serta mengikuti info terkini dari BMKG,” ucapnya.

Terkait analisa BMKG akhir tahun ini, Kepala Pelaksanaan Harian BPBD Kudus, Mundir, mengatakan, akumulasi curah hujan akan mengalami peningkatan. Seperti yang disampaikan Bupati, Mundir memperkirakan kondisi itu akan memicu terjadinya bencana di daerah yang rawan banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung.

Dalam upaya mengantisipasi bencana, BPBD bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk kesiapan sarana prasarana. Selain itu, bahan pangan dan sumber daya manusia (SDM) juga dipersiapkan untuk menghadapi potensi bencana yang mungkin saja terjadi beberapa waktu ke depan.

Mundir menambahkan, untuk menghindari korban jiwa, perlu adanya koordinasi instansi terkait dan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana. Sedangkan untuk sarana dan prasarana pendukung, BPBD Kudus sudah mempersiapkan beberapa armada dalam Apel Gelar Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana yang siap digunakan ketika kondisi genting.

“Ada motor trail rescue sebanyak 24 unit, mobil double cabin dan jeep 16 unit. Selanjutnya ada perahu karet/politelin 4 unit, truck tangki dan crane sejumlah 8 unit, truck pemadam 5 unit, ambulance 8 unit, dan mobil serbaguna 4 unit,” jelas Mundir.(iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *