Home » Berlangsung Meriah, Sedekah Bumi Sekararum Sukses Tarik Animo Masyarakat
Berlangsung Meriah, Sedekah Bumi Sekararum Sukses Tarik Animo Masyarakat

Berlangsung Meriah, Sedekah Bumi Sekararum Sukses Tarik Animo Masyarakat (Foto: Dok Kominfo Rembang)

REMBANG, KanalMuria – Sedekah bumi di Dusun Sekararum, Desa Sekarsari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang berlangsung meriah. Kegiatan yang berlangsung pada 14 dan 18 Juni mendatang itu diisi dengan berbagai acara.

Mulai dari tradisi arak-arakan, tahlil pundhen, kajat pundhen, tayuban, campursari, kethoprak, pengajian, pentas dangdut hingga seni kontemporer seperti mural.

Meskipun skala dusun, kegiatan tersebut dihadiri perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga seniman dan peneliti dari berbagai kota dari Indonesia dan luar negeri.

Tenaga Ahli Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Berto Tukan mengaku tertarik dengan konsep kemasan sedekah bumi yang diusung Dusun Sekararum Desa Sekarsari. Menurutnya, tradisi merupakan suatu kemewahan yang tak semua tempat memilikinya.

Bukan hanya tradisi yang dilihat di Sekararum, Berto juga melihat banyak unsur modern, kontemporer hingga pop pada kegiatan itu. Misalnya sound system dan pentas dangdut serta masyarakat bisa mencampurkan antara tradisi dengan hal-hal kontemporer.

“Ini cara yang menarik yang diambil teman-teman disini, mencampurkan kekinian dengan tradisi yang mendarah daging. Jadi bisa cukup kontekstual dengan jaman tanpa pernah melupakan akar atau semangat jiwa yang telah mendarah daging dan melekat dengan tanah tempat tinggal kita,” kata Berto.

Dia menjelaskan, sedekah bumi terdapat empat bentuk proses pemajuan kebudayaan. Yaitu perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.

“Saya kira kalau dalam amatan saya masyarakat disini sudah mengadakan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan. Harapannya ketika masyarakat sudah menunjukkan inisiatif dan karya nyata, pemerintah bisa mendampingi atau memfasilitasi. Diyakini kehadiran pemerintah akan menjadikan pemajuan kebudayaan itu menjadi lebih kuat,” ujarnya

Sementara itu Sugito S. Lome, tokoh pemuda Sekararum mengatakan, setiap tahun diselenggarakan Festival Nginguk Githok sebagai bentuk revitalisasi sedekah bumi. Untuk tahun ini, menjadi penyelenggaraan kelima festival tersebut dengan tema sesuai konteks kekinian di masyarakat.

Yakni rasa syukur atas hilangnya penyakit yang menjangkiti sapi, sebagai hewan ternak sebagian warga.

“Tahun ini festival mengambil tema Sumingkire Wisa Raja Kaya didasari rasa syukur para petani paska panen dan sirnanya penyakit- penyakit ternak yang menyerang sapi milik petani,” ujar Sugito. (tra/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *