Home » Percepat Penurunan Stunting, Tim Pakar Rekomendasikan Revitalisasi dan Optimalisasi Posyandu
Percepat Penurunan Stunting, Tim Pakar Rekomendasikan Revitalisasi dan Optimalisasi Posyandu

Percepat Penurunan Stunting, Tim Pakar Rekomendasikan Revitalisasi dan Optimalisasi Posyandu (Foto: Pemkab Rembang)

REMBANG, KanalMuria – Pemkab Rembang terus upayakan mempercepat penurunan kasus stunting. Dalam upayanya, Pemkab Rembang bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, menggelar Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) Audit Kasus Stunting (AKS) di tingkat kabupaten, Senin (14/11).

I Gusti Ayu Agung Arnita Dewi, Perwakilan Satgas Stunting Jawa Tengah mengungkapkan, diperlukan audit kasus stunting secara berkala untuk menghasilkan RTL yang tepat dan komprehensif. Dalam pertemuan itu, juga membedah seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pemetaan data keluarga beresiko stunting.

“Apabila dalam proses ini ditemukan kasus yang layak untuk diaudit akan dilanjutkan dengan pengisian kertas kerja. Selama pengisian apabila ada data yang tidak lengkap, maka tim pakar dapat berkoordinasi dengan tim teknis untuk pengisian. Dan apabila diperlukan tim Pakar dapat melakukan visit,” ujarnya, seperti dilansir dari laman rembangkab.go.id.

Dari hasil audit dan rekomendasi pakar, akan dilakukan diseminasi oleh tim Audit Kasus Stunting (AKS) bersama lintas sektor. Selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi terutama terkait tindak lanjut dari rekomendasi yang diberikan serta perencanaan AKS berikutnya.

I Gusti Ayu berharap, minimal dua kali diseminasi dalam satu tahun dari tim AKS. “Tim AKS baik tim Pakar dan Tim Teknis bersama-sama melakukan AKS dan menghasilkan rekomendasi dan ditindaklanjuti. Termasuk rekomendasi pada forum AKS kali ini,” imbuhnya.

Fathoni, salah satu dokter tim pakar menyebut, Evaluasi dan RTL AKS bertujuan agar kasus stunting dikarenakan sesuatu hal tertentu tidak terulang lagi. Pihaknya mengungkapkan mengambil studi kasus tiga anak yang terkena stunting. Kemudian menelusuri hal-hal apa yang menyebabkan anak tersebut terkena stunting.

Sementara rekomendasi tim pakar, mereka menyarankan perlunya revitalisasi dan optimalisasi Posyandu. Serta pemanfaatan kembali buku KIA dan perlu adanya pemeriksaan laboratorium terhadap anak stunting.

“Rujukan ke RSU atau poli anak, poli tumbuh kembang untuk kasus tertangani dan untuk semua kasus stunting. Pengaktifan kembali kelas balita maupun bumil. Edukasi pemberian makan bayi dan anak ke sasaran, deteksi dini perlu ditingkatkan ” jelas dr. Fathoni

Dalam pertemuan itu, dipaparkan berbagai fakta kondisi di semua kecamatan yang disinyalir dapat memicu kasus stunting. Diantaranya terkait akses air bersih, kepemilikan jamban layak, pasangan subur yang memiliki banyak anak hingga data tentang pasangan usia muda. (iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *