PATI, KanalMuria – Asam lambung dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan, terutama pada belakang tulang dada di tengah batang tubuh. Kondisi ini dikenal dengan reflux laringofaringeal (LPR) yang dapat menyebabkan kerusakan pada tenggorokan dan pita suara.
Saat asam lambung naik dan bersentuhan dengan pipa makanan dan pita suara akan menyebabkan iritasi, ketidaknyamanan, dan rasa terbakar. LPR dapat menyerang bayi dan orang dewasa, namun kondisi ini bisa teratasi.
Mengutip dari Medical News Today, LPR tidak selalu memicu gejala acid reflux yang biasa layaknya mulas sehingga disebut sebagai silent reflux. Tapi kondisi ini dapat berakibat serak, rasa tidak nyaman pada tenggorokan dan batuk
Gejala yang umum terjadi pada orang dewasa adalah berikut ini
- Merasa seperti ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokan
- Suara serak
- Batuk
- Rasa pahit di belakang tenggorokan
- Kesulitan menelan
- Pembengkakan dan iritasi pita suara
- Sensasi post-nasal drip
- Kesulitan bernapas
Sementara gejala silent reflux untuk bayi dan anak-anak adalah
- Batuk
- Muntah
- Gagal tumbuh dan bertambah berat badan
- Asma
- Sakit tenggorokan
- Suara serak
- Gangguan pernapasan
- Infeksi telinga
- Kesulitan makan
- Membiru
- Aspirasi, atau menghirup makanan dan partikel lain ke dalam paru-paru
Bagi bayi muntah merupakan kejadian umum, sementara silent reflux tidak selalu. Namun masalah pernapasan dan makan dapat menjadi gejala masalah kesehatan yang serius.
Pada beberapa gejala, layaknya muntah proyektil atau muntah darah, dapat menjadi indikasi masalah kesehatan lainnya. Saat reflux, asam dapat menyebabkan mulas terus menerus yang terjadi dua kali selama seminggu selama tiga minggu atau lebih. Gejala ini biasa disebut sebagai reflux gastroesofagus atau GERD.
Saat makan, makanan akan melalui mulut, kemudian turun ke kerongkongan dan masuk ke perut. Selanjutnya, sistem pencernaan mulai proses memecah makanan, mengekstrak nutrisi dan menghasilkan limbah. Pada proses ini, asam lambung dapat keluar kembali ke kerongkongan.
Tubuh dirancang untuk mencegah hal itu, cincin elastis atau sfingter di sekitar bagian bawah dan atas kerongkongan akan menyusut demi menjaga isi perut dari reflux ke kerongkongan dan tenggorokan. Saat terserang reflux, sfingter tidak dalam kondisi yang menutup secara rapat.
Untuk mencegah munculnya silent reflux, dapat melakukan gaya hidup yang lebih sehat.
- Menghindari makanan yang menyebabkan refluks dan membuat buku harian makanan untuk mengidentifikasi pemicunya
- Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan berhenti merokok
- Mengurangi konsumsi alkohol
- Makan makanan atau camilan terakhir minimal tiga jam sebelum tidur
- Tidur dengan kepala sedikit ditinggikan
(iby/de)