
PATI – Selama lebih dari tiga pekan, banjir rob merendam ratusan hektare tambak di wilayah Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Akibat bencana ini, para petani tambak diperkirakan mengalami kerugian hingga mencapai Rp 33 miliar.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Pati, Sutarno, banjir rob melanda sejumlah desa pesisir di Kecamatan Tayu, termasuk Tunggulsari, Margotuhu, Jepat Lor, Jepat Kidul, Margomulyo, Keboromo, dan Tawangrejo. Desa Tunggulsari disebut sebagai wilayah yang paling terdampak, dengan banjir tak hanya merendam tambak ikan nila salin, tetapi juga menjangkau permukiman warga.
“Yang terdampak ada sekitar delapan desa, dengan kerusakan cukup parah di Tunggulsari,” ujar Sutarno pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Rob yang mulai terjadi sejak pertengahan Mei lalu sempat menggenangi ratusan rumah warga. Kini, kondisi banjir mulai surut, dan hanya lima rumah yang masih tergenang di bagian halamannya. Aliran air disebut mulai kembali normal karena kondisi pasang surut sudah stabil.
“Air rob sudah mulai surut, tinggal beberapa rumah yang masih terdampak. Sungai sekarang sudah cukup lancar karena air kembali mengalir ke hilir,” jelas Sutarno.
Meski banjir telah mereda, dampak kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Sebagian besar tambak warga mengalami gagal panen akibat terlalu lama tergenang, menyebabkan kerugian yang ditaksir hampir mencapai Rp 33 miliar.
Untuk meringankan beban warga terdampak, BPBD Pati telah menyalurkan bantuan berupa beras sebanyak 680 kilogram kepada 136 rumah—masing-masing mendapatkan lima kilogram. Bantuan tambahan juga disalurkan ke 36 rumah lainnya.
Selain itu, BPBD juga mengirimkan perahu ke wilayah hilir untuk membantu mengatasi endapan lumpur yang memperparah genangan. Mesin perahu digunakan untuk mendorong lumpur keluar dari sungai, sehingga aliran air menjadi lebih lancar dan genangan banjir bisa segera surut.
“Kami sudah kirim perahu ke hilir sungai. Dengan mesin yang dinyalakan, lumpur bisa terbawa arus ke bagian bawah. Ini salah satu solusi yang kami lakukan hari Kamis lalu,” pungkas Sutarno. /TIM