Home » Menkes Sebut Antidot Singapura Dapat Atasi AKI Pada Anak
Kemenkes RI Pastikan Pemicu AKI Pada Anak Akibat Cemaran EG dan DEG

Kemenkes RI Pastikan Pemicu AKI Pada Anak Akibat Cemaran EG dan DEG (Tangkapan layar YouTube FMB9ID_IKP)

JAKARTA, KanalMuria – Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, obat penawar racun atau antidot dari Singapura bisa membantu mengobati gagal ginjal akut pada anak Acute Kidney Injury (AKI). Dalam beberapa bulan terakhir, sedikitnya 200 kasus AKI, terdeteksi di 20 provinsi di Indonesia.

Kasus AKI diduga dipicu keracunan obat sirup yang mengandung etilen glikol. Untuk itu, Kemenkes mencoba mendatangkan antidot dari Singapura. “Setelah diujicobakan, dari enam pasien, empat responsif positif. Melihat responsnya positif, kami datangkan obatnya cukup banyak untuk bisa disebarkan di seluruh Indonesia,” kata Menkes Budi Gunadi, saat berbincang pada forum Capaian Kinerja Pemerintah 2022 yang disiarkan lewat Youtube FMB9ID_IKP, Jumat (21/10).

Budi menyebut, antidot asal Singapura yang didatangkan pemerintah, jumlahnya cukup untuk mengatasi dan mengantisipasi kasus tersebut. Sejak Agustus 2022 ditemukan 36 kasus AKI, selanjutnya pada September ada lagi 78 kasus. Hingga 21 Oktober, ada tambahan 75 kasus.

Berdasarkan angka-angka kasus perbulan sejak Agustus, penyebaran penyakit ini terus mengalami kenaikan. Seperti diketahui, gagal ginjal pada anak ini memiliki tingkat kematian lebih dari 50 persen dengan kebanyakan penderita anak yang meninggal adalah balita.

Sementara itu, seperti diberitakan KanalMuria, Kamis (20/10), BPOM merilis daftar obat sirup mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas normal. Sebagai antisipatif, BPOM juga menarik obat-obat yang ada pada daftar tersebut.

Investigasi terus dilakukan Kementerian Kesehatan, BPOM, ahli farmasi, pakar farmakologi klinis, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bersama Puslabfor Polri. Langkah ini untuk menemukan kemungkinan lain penyebab gagal ginjal akut pada anak.

Persoalan yang selama ini diketahui, ada kemungkinan terdapat faktor risiko penyebab penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal. Di antaranya infeksi virus, infeksi bakteri seperti leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) pasca-Covid-19. (iby/de)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *