BALI, KanalMuria – Momentum Presidensi KTT G20 Indonesia diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat meredam isu geopolitik dan perang antara Rusia dengan Ukraina. Presiden bahkan menginginkan G20 menghasilkan kesepakatan atau leaders communique (komunike).
Terlebih G20 merupakan perhelatan bergengsi untuk 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Artinya ajang ini dapat menghasilkan solusi yang konkret untuk permasalahan dunia.
“Kami harapkan semuanya berjalan dengan baik sehingga G20 menghasilkan solusi yang konkret untuk anggota juga untuk dunia,” kata Jokowi dikutip melalui akun YouTube The Economist, Senin (14/11).
Dia juga menekankan kepada pemimpin dunia untuk berdialog dalam mengatasi konflik. Khusunya konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini.
Jokowi menilai, sanksi bukan jalan tengah terbaik. Karena yang menjadi korban konflik adalah rakyat kedua negara.
“Yang paling penting itu bisa duduk bersama menyelesaikan masalah. Bukan menambah masalah. Bukan menambah ketegangan. Sanksi bukan solusi terbaik karena nantinya warga rakyat yang akan jadi korban. Sesulit apa pun masalahnya kan bisa diselesaikan kalua kita mau saling berbicara, duduk bersama, berdialog, mencari solusi yang win-win,” ujarnya.
Terkait hubungan antar negara, Jokowi juga menyinggung hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dan China. Di tengah kondisi global yang sedang tidak baik-baik saja, Presiden menilai, meski rivalitas dan negosiasi antar negara sangat sulit, yang terpenting tidak menjadi sebuah konflik terbuka.
“Saya sangat khawatir mengenai itu. Kompetisi itu hal yang normal. Rivalitas itu juga hal yang biasa antarnegara. Namun yang paling penting adalah jangan menjadi sebuah konflik terbuka,” katanya.
Masih terkait hubungan antar negara, isu lain yang disinggung Jokowi adalah tentang invasi China ke Taiwan. Ex Gubernur DKI mewanti-wanti agar ketegangan itu tidak menjadi konflik terbuka.
Jokowi menegaskan posisi Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia, sehingga Tanah Air disebutnya akan menjadi sahabat bagi China dan AS. “Amerika adalah sahabat Indonesia, China juga adalah sahabat Indonesia. Teman Indonesia semuanya, mitra penting Indonesia. Mungkin dengan situasi Bali yang sejuk, yang damai ini menjadi peluang Indonesia menjadi kepemimpinan Indonesia di tingkat dunia untuk memperjuangkan selesainya problem yang ada di dunia,” jelas Jokowi (iby/de)