
Festival Bendungan Blancir Angkat Pariwisata Alternatif Semarang (Foto: Dok Pemkot Semarang)
SEMARANG, KanalMuria – Festival Bendungan Blancir yang dimeriahkan dengan lomba titik pinang berlangsung meriah di kawasan Blancir, Semarang, Minggu (03/09), sebagai upaya mengangkat potensi pariwisata alternatif di Kota Atlas.
Mirip lomba panjat pinang, tetapi tiang bambu sebagai tempat untuk menggantung hadiah tidak terlalu tinggi, dan peserta tidak memanjat, melainkan diharuskan meniti bambu yang membelah sungai.
Ratusan warga berkumpul di pinggir sungai tampak menyemangati dan menyoraki peserta dengan riuh, apalagi jika ada peserta yang terjatuh di sungai saat menyeberangi bilah bambu.
Ketua Panitia Festival Bendungan Blancir Anto Sulistyo menjelaskan konsep awal festival itu sebenarnya untuk menyatukan tiga wilayah yang dulu satu kawasan, namun mengalami pemekaran.
“Dulu wilayah ini satu RT, kemudian pemekaran jadi tiga wilayah, yakni RT 1 masuk Kelurahan Plamongan Sari, RT 6 Pedurungan Kidul, dan RT 1 Sendangmulyo. Kami satukan agar tetap kompak. Tahun ini ada 200 peserta,” katanya.
Menurut dia, Festival Bendungam Blancir sudah berlangsung sejak 1990-an memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, tetapi saat ini mulai didesain dan dikonsep sedemikian rupa sebagai potensi pariwisata alternatif di Kota Semarang.
“Gongnya insyaAllah tahun ini dengan ‘kerawuhan’ (kehadiran) Bu Wali (Wali Kota Semarang) dan DPRD. Beliau men-support untuk memajukan Blancir sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan,” katanya, dikutip dari semarangkota.go.id.
Anggota DPRD Kota Semarang Dyah Ratna Harimurti menilai potensi Bendungan Blancir untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alternatif sangat besar, apalagi lokasinya strategis.
“Blancir ada di perbatasan Demak dan Semarang. Banyak orang Demak juga bekerja di Semarang, jalur ini ramai dilewati. Setiap Senin ada namanya Pasar Senen, enggak kalah sama ‘car free day’,” kata Detty, sapan akrabnya.
Festival Bendung Blancir, kata dia, merupakan salah satu kegiatan yang cukup efektif untuk mengangkat potensi wisata alternatif, dan harus mendapatkan perhatian pemerintah untuk dikembangkan.
“Dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah juga ke sini, mereka mendukung. Kalau sore ramai di sini. Pemandangannya juga bagus. Kalau dikelola jadi tambah bagus dan perekonomian warga ikut terangkat,” katanya.
Dengan menjadi destinasi wisata alternatif, kata Detty, keberadaan Bendungan Blancir nantinya bisa menjadi pemecah keramaian sehingga berdampak pula terhadap pengurangan kemacetan di pusat kota.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan apresiasinya terhadap Festival Bendungan Blancir yang diharapkan bisa menjadi salah satu upaya mengangkat potensi wisata kawasan tersebut.
Dengan adanya Bendungan Blancir sebagai destinasi wisata, kata Ita, sapaan akrab Hevearita, masyarakat Kota Semarang memiliki banyak referensi tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. (tra/de)