
Tuku Lemah Oleh Omah, Bantu 20 WTP Relokasi di Kota Pekalongan Punya Rumah Baru (Foto: Dok Timkom Pemkot Pekalongan)
PEKALONGAN-KOTA, KanalMuria – Program Tuku Lemah Oleh Omah atau beli tanah dapat rumah yang diinisiasikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sejak 2020 mulai dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kota Pekalongan. Khususnya kepada 20 keluarga warga terdampak proyek (WTP) di wilayah Bugisan, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Puluhan keluarga yang dulunya tinggal di tepian sungai itu sekarang bisa memiliki rumah sendiri dan menjadi komplek perumahan baru. Program ini ditandai dengan pelaksanaan penandatangan fasilitas BKK Joglo Program Tuku Lemah Oleh Omah.
Program ini untuk warga terdampak program pemerintah yang berkolaborasi dengan Pemkot Pekalongan, Pemprov Jawa Tengah, Lembaga Sosial dan Lembaga Keuangan dari BKK Joglo, berlangsung di Aula Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Kepala Bidang Perumahan Disperakim Provinsi Jawa Tengah, Sri Wiharnanto menjelaskan, sejak awal Disperakim Provinsi Jawa Tengah mendata di Jawa Tengah sendiri ada 702 ribu backlog atau masyarakat yang belum memiliki rumah, tetapi ketika ditelusuri pendataan sampai dengan sekarang ada 419 ribu warga yang belum memiliki rumah.
Atas dasar itu, jajaran Disperakim Provinsi Jawa Tengah ditugaskan oleh Gubernur Ganjar Pranowo untuk bisa membantu memfasilitasi warga miskin yang belum memiliki rumah melalui bantuan stimulan program rumah sederhana sehat.
Dari konsep ini, lahirlah program Jateng Gayeng Mbangun Omah Bareng “Tuku Lemah Oleh Omah” yang sudah dilaksanakan sejak 2020 lalu. Program bantuan rumah ini untuk membantu warga yang sudah berkeluarga, belum punya rumah, serta terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial RI.
“Di awal 2020 sudah terealisasikan sekitar 800an rumah, sampai akhir Tahun 2023 nanti ada sekitar 1.800 rumah. Dari program ini kami mengembangkan dari musibah banjir dan rob yang terjadi di Kota Pekalongan, rumah ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak,” terang Wiharnanto, Selasa (09/05).
Mengutip dari pekalongankota.go.id, menurutnya, dari program ini, masyarakat diwajibkan memiliki lahan terlebih dahulu baik dari warisan, milik sendiri, maupun yang belum.
Sehingga, Disperakim meminta bantuan dari lembaga pembiayaan BKK Joglo agar masyarakat yang belum memiliki rumah, bisa memiliki tanahnya melalui program kredit.
“Contoh di Kota Pekalongan ada 20 WTP yang direlokasikan ke tempat baru di wilayah Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan. Disperakim membantu rumahnya bentuknya material nilainya Rp50 juta per unit per KK dan untuk yang tapak sebesar Rp35 juta. Dampak positifnya InsyaAllah bisa meluas yang bisa dibiayai semuanya agar masyarakat miskin yang belum memiliki rumah bisa mewujudkan hunian yang layak,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kota Pekalongan, Andrianto menerangkan, Program Tuku Lemah Oleh Omah ini merupakan salah satu program yang bisa sangat membantu bagi warga yang terdampak relokasi program pemerintah.
Seperti permasalahan utama yang dihadapi di Kota Pekalongan adalah banjir dan rob. Dimana, upaya Pemkot Pekalongan untuk menanggulangi permasalahan itu adalah melalui program sistem pengendali banjir dan rob yang saat ini terus berlangsung dikerjakan.
“Proyek sistem pengendalian banjir dan rob ini ternyata meninggalkan dampak yang dihadapi yaitu terelokasinya warga yang tinggal di tepian sungai. Dimana mereka tidak memiliki alas hak sehingga Pemkot tidak bisa mengganti sesuai nilai appraisal atau nilai dari KJPP,” jelas Andrianto. (jt/ion)