JAKARTA, KanalMuria – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan “Training of Trainer” (ToT). Training ini bertujuan melahirkan trainer-trainer andal untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) hingga pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berasal dari 6 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP). Keenam DPP itu adalah Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Lombok, dan Wakatobi.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini Mohamad Paham dalam sambutannya mengatakan, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menjadi harapan dan juga peluang yang baik bagi pelaku usaha. Tentunya dengan bergerak cepat dalam menjangkau permintaan pasar yang mulai muncul kembali. Hal ini disampaikan Martini Mohamad pada pembukaan “ToT Program Pelatihan Pemasaran Online dan Peningkatan Kualitas” di Grand Ronan Jogja, Yogyakarta, Jumat (11/11).
“Kemenparekraf berupaya untuk memberikan dukungan kepada para pelaku parekraf yang mulai kembali bangkit ini. Tujuannya agar mampu mengoptimalkan teknologi digital dalam mengkomunikasikan produk dan layanan yang disediakan kepada pasar. Termasuk mendukung pelaku usaha, sehingga bisa meningkatkan kualitas layanan usahanya. Karena tentunya pascapandemi persepsi wisatawan akan mengalami pergeseran, terutama dalam hal kebersihan, kesehatan, keamanan, dan juga hal terkait kelestarian lingkungan yang semakin meningkat,” terang Martini Mohamad, seperti dilansir dalam siaran pers yang dikeluarkan Kemenparekraf.
Selain itu, Martini menjelaskan, melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), Kemenparekraf berupaya memberikan dukungan kepada pelaku usaha melalui program pelatihan pemasaran online dan juga pelatihan peningkatan kualitas layanan. Pada ToT kali ini ada 110 peserta calon trainer yang terdiri dari 64 calon trainer marketing online dan 46 calon trainer kualitas layanan.
Adapun materi yang diberikan antara lain, Kebijakan Pemerintah, Etika Trainer, Micro Teaching, materi Marketing Onlin. Juga materi Kualitas dan Layanan yang terdiri dari pemaparan materi, diskusi, tanya jawab dan praktik, dengan menghadirkan narasumber (Master Trainer) dan praktisi.
“Pelatihan ini dikembangkan untuk dapat membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga peserta memiliki kapasitas dalam memasarkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi digital. Ini bisa melalui materi yang mencakup digital mindset, digital toolset, dan digital skillset. Selain itu juga kemampuan dalam menyediakan layanan yang berkualitas bagi pelanggan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi menambahkan, sasaran peserta pelatihan adalah para pelaku usaha yang berasal dari 6 DPP yang total sebanyak 4.119 orang. Ada yang usahanya belum terdaftar pada platform digital dan 3.614 orang pelaku usaha yang sudah onbarding secara online namun masih memiliki kualitas layanan yang perlu ditingkatkan.
“Kami mencoba berkolaborasi dan melibatkan trainer lokal di masing-masing destinasi. Melalui mekanisme rekrutmen calon trainer secara terbuka, Namun demikian kami tetap harus melakukan seleksi kepada trainer untuk menjaga kesesuaian antara kebutuhan program dengan kompetensi dari trainer,” ujarnya.
Florida Pardosi menjelaskan, pihaknya menyiapkan pelatih/mentor dan melakukan pemantauan dalam pengelolaan program pelatihan termasuk persiapan konten. Juga program keseluruhan dan desain modul individu, desain instruksional, persiapan materi pelatihan, penyampaian pelatihan, dan penilaian hasil pelatihan.
“Disadari betul bahwa keberhasilan pelatihan ini salah satunya ditentukan oleh kualitas pelatih. Oleh karena itu rekrutmen pelatih dilakukan secara ketat dengan kriteria yang mengacu pada kualifikasi setara dengan instruktur senior. Oleh karena itu, penilaian terhadap peserta ToT, juga mengacu pada klaster kompetensi pada SKKNI. Dengan acuan tersebut diharapkan hasil ToT dapat menghasilkan para pelatih yang memenuhi baik kualifikasi maupun kompetensi,” katanya. (ok/de)