SEMARANG, KanalMuria – Tokoh agama adalah salah satu tempat bertanya bagi masyarakat ketika mereka mencari jawaban dari problematika kehidupan. Tetapi, tidak semua orang punya keberanian untuk meminta saran dan masukan dari tokoh agama.
Menghadiri Silaturrahim Nasional (Silatnas) Bu Nyai Nusantara 3, di Hotel Patrajasa, Senin (07/11), Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menceritakan pengalamannya saat bertemu masyarakat yang sedang mengantre di stand yang dibuka remaja Masjid Baiturrahman Semarang. Dia bertanya, mengapa rela menunggu antrean di stand yang melayani pertanyaan-pertanyaan seputar hukum syariah.
“Jawabannya menarik. Kalau saya datang ke kiai, siapa saya? Cara datang ke kiai bagaimana? Apalagi bagaimana mempertanyakan permasalahan-permasalahan keluarga, permasalahan yang ada di sekitar masyarakat?” tuturnya, saat ditemui seusai acara, seperti dilansir dari laman jatengprov.go.id.
Dari situ, Gus Yasin, sapaan wagub, menyimpulkan, sebenarnya masyarakat membutuhkan cara yang mudah untuk bertemu dengan tokoh agama. Maka, pihaknya pun mengajak para ibu nyai agar ketika menyelenggarakan kegiatan, diberikan ruang yang bisa menarik kehadiran masyarakat umum dan berinteraksi.
“Kalau kita mau mengubah sedikit saja, yang biasanya hanya pengajian mendengarkan shalawat, mendengarkan Al-Qur’an, mendengarkan ceramah, kalau diubah, bagaimana ya? Para bu nyai-bu nyai ini membuka (klinik) pertanyaan buat masyarakat. Saya yakin yang hadir bukan hanya jamaah pengajian saja, akan tetapi masyarakat umum juga akan ikut hadir,” usul mantan anggota DPRD Jateng itu.
Pada kesempatan itu, Gus Yasin pun merasa senang karena sudah mulai banyak pondok-pondok pesantren yang melakukan syiar Islam melalui kanal-kanal media sosial. Apalagi, materi kontennya seringkali mengajak masyarakat untuk berinteraksi.
“Banyak sekarang dari putri-putri bu nyai nusantara yang mengisi kanal-kanal,baik itu di Youtube, Instagram, Facebook, atau yang lainnya. Dan yang menarik adalah membuka pertanyaan. Ini yang saat ini ditunggu, karena panjenengan semua yang memiliki pondok pesantren,” ungkapnya. (ok/de)