Home » Dorong EBT, Wagub Jateng Pelajari Pengelolaan Biogas di Tiga Desa
Dorong EBT, Wagub Jateng Pelajari Pengelolaan Biogas di Tiga Desa

Dorong EBT, Wagub Jateng Pelajari Pengelolaan Biogas di Tiga Desa (Foto: Dok Pemprov Jateng)

SEMARANG, KanalMuria – Optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan (EBT) terus digencarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng). Untuk merealisasikannya, Wakil Gubernur (Wagub) Jateng, Taj Yasin mengunjungi tiga desa di tiga kabupaten berbeda untuk mempelajari sistem pengelolaan biogas yang sudah dilakukan masyarakat.

Ketiga desa itu adalah Desa Samirono di Kabupaten Semarang, Desa Urutsewu di Kabupaten Boyolali dan Desa Sambak di Kabupaten Magelang. Taj Yasin menyebut, memanfaatkan EBT secara optimal bisa menjadi alternatif untuk masyarakat. Dengan EBT, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pasokan minyak dan gas, karena sudah mandiri energi gas.

“Baik itu dari limbah pabrik tahu dan kotoran ternak, saya ingin ini diangkat dan disuarakan barsama,” jelas Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Wagub Jateng, setelah berdiskusi dengan masyarakat Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Kamis (27/10).

Gus Yasin yakin dengan pemanfaatan EBT, bisa mendorong desa-desa yang mempunyai banyak ternak untuk mengembangkan biogas. Limbah ternak bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas secara mandiri.

Namun dia berharap masyarakat untuk proaktif mendukung pemerintah. Dukungan ini agar pemenuhan energi biogas dapat terealisasi. Namun, itu memerlukan kerja keras serta gotong royong untuk memenuhi kebutuhan energi biogas.

“Saya yakin kok di manapun pasti ada yang punya ternak sapi. Nah ini tinggal bagaimana mengelolanya agar masyarakat bisa punya digester (pengolah biogas, Red) di rumah, atau syukur-syukur bisa komunal,” ujarnya.

Wagub juga mengapresiasi warga di ketiga desa yang mau diajak diskusi untuk mengembangkan energi alternatif tersebut. Terkait tempat penyimpanan untuk desa-desa penghasil biogas, Gus Yasin mendorong jajarannya segera mencari solusi. Karena berdasarkan laporan yang dia terima, masyarakat masih kesulitan menyimpan biogas yang dihasilkan.

Gus Yasin menilai, biogas yang ditampung secara berkala dapat memenuhi kebutuhan gas untuk masyarakat secara lebih luas. “Karena sudah jadi, pasti produksi dari biogasnya setiap jam, setiap detik pasti akan menghasilkan. Ini belum ada penampungannya, dan kita coba kembangkan lagi. Dari Dinas ESDM kami juga baru menghitung anggaran itu,” imbuhnya.

Dari wacana yang diutarakan Presiden Joko Widodo yang menargetkan desa, Wagub Jateng ini berharap terobosan ini dapat diaplikasikan di sektor perkotaan. Menurutnya, para pengembang perumahan dapat menerapkan pola septic tank komunal untuk menampung kotoran manusia yang tersentralkan untuk diolah menjadi biogas.(iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *