Home » Vakum 10 Tahun, Tradisi Tawaf Jamaah Haji Mengelilingi Alun-alun Demak Kembali Digelar
Tradisi Tawaf Jamaah Haji Mengelilingi Alun-alun Demak

Tradisi Tawaf Jamaah Haji Mengelilingi Alun-alun Demak (Foto: Mintarta/KanalMuria)

DEMAK, KanalMuria – Sempat vakum 10 tahun, tradisi tawaf mengelilingi  Alun-alun Demak saat pemberangkatan calon jemaah haji Kabupaten Demak 2023 kembali terlaksana. Bus rombongan calon jemaah haji dengan pengawalan petugas, berputar mengelilingi Alun-alun Demak sebanyak tuju kali, sebelum di antar menuju Asrama Haji Donohudan Solo  pada Senin (29/05).

Masyarakat Demak yang datang dalam kegiatan itu, Titis Supriyatiningtyas Dian Asmara mengatakan, bahwa tawaf keliling Alun Alun Demak dalam pemberangkatan jemaah haji merupakan tradisi lama yang sejak sepuluh tahun terakhir ini sempat menghilang.

“Tradisi tawaf ini sudah lama tidak ada. Baru tahun haji ini,di muncukan kembali,” kata Titis.

Titis mengaku senang dengan tradisi tawaf di Alun-alun Demak bisa dilangsungkan lagi. Sehingga para pengantar jemaah haji bisa melihat langsung sanak saudara yang berangkat haji karena saat mengantar di Gedung IPHI tidak diperbolehkan masuk.

“Tadi tidak bisa ketemu ya, kan langsung datang masuk. Dengan adanya seperti ini merasa euforianya mengena. Kalau ada orang tua naik haji kita senang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak, M Afief Mudzir menjelaskan bahwa apa yang dilakukan adalah tradisi lama dan menghilang kurang lebih sejak sepurluh tahun terakhir ini.

“Menurut saya, tradisi itu membahagiakan jemaah dan masyarakat. Karena itu untuk tahun ini kami mulai ulang kembali tradisi yang hilang kurang lebih 10 tahun lalu, jemaah yang akan berangkat ke tanah mengitari Alun Alun yang ada di depan Masjid Agung Demak tujuh kali,” ungkap Afief.

Afif menyampaikan, dengan menghidupkan tradisi lama yang sudah vakum ini bisa mengakomodir para rombongan yang mengantarkan jemaah haji di Kabupaten Demak. Dia berharap dengan mengadakan kembali kegiatan itu, dapat menjaga tradisi lama yang sudah melekat di masyarakat.

“Kenapa itu kita lakukan, karena kita berharap menjadi bagian dari penjagaan tradisi. Yang kedua mengakomodir suasana kebahagiaan ketika jemaah itu berangkat maupun sanak handai tolan dan masyarakat, mereka bisa mengantarkan keluarganya yang akan berangkat ke tanah suci,” kata Afif.

Menurutnya tradisi itu juga sebagai upaya mengingatkan salah satu puncak rangkaian haji, yaitu tawaf. “Mengitari mengelilingi Ka’bah tujuh kali, dan itu pun kita lakukan di sini mengitari (Alun Alun Demak) tujuh kali,” ujar Afif.

Dia menambahkan, dengan digelarnya kembali tradisi itu agar para jemaah haji tetap mengingat kampung halaman. Sehingga menumbuhkan semangat untuk tetap menjaga kesehatan dan pulang lagi ke Demak.

“Yang unik dan menjadi anekdot tradisi budaya, dari berputar tujuh kali itu harapannya jemaah ingat dengan kampung halamannya. Dari situ kemudian ada spirit, semangat untuk menjaga kesehatan dengan harapan bisa pulang kembali ke kampung halamannya dengan sehat dengan semangat,” tuturnya.

Afif juga tidak menampik bahwa tidak semua kloter pemberangkatan jemaah haji Demak terlibat dalam kegiatan itu. Hanya dari kloter 5, 6, 7 dan 8 yang mengikuti tradisi mengelilingi Alun-alun Demak.

“Karena pembicaraan itu setelah kloter 3, dari para masyayikh, tokoh agama, tokoh masyarakat, ada wacana bagaimana kalau kemudian di hidupkan, kemudian kita bahas maraton, disepakati,” imbuhnya. (sus/iby)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *