
Usia Tak Surutkan Semangat Sunaryo untuk Menjadi Relawan Bencana (Foto: Dok Kominfo Demak)
DEMAK, KanalMuria – Banjir yang melanda Desa Prampelan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, belum surut secara signifikan. Bagi warga setempat, bencana kali ini merupakan banjir terparah di penghujung tahun 2022.
“Ketinggian air terparah di Desa Prampelan mencapai 120 sentimeter, sehingga relawan sedikit kesulitan untuk mengantar logistic. Terutama di ujung barat yang merupakan area cekungan, sehingga genanganya cukup dalam,” tutur Sunaryo, salah seorang relawan, Kamis (5/1).
Dinukil dari laman demakkab.go.id, kondisi banjir di Desa Prampelan ini disampaikan Sunaryo selaku ketua relawan Glagah Wangi, yang merupakan mitra BPBD Demak, wilayah Kecamatan Sayung dan Kecamatan Karangtengah.
Sunaryo yang merupakan pensiunan kepala sekolah ini, telah mengabdikan dirinya untuk membantu sesama sebagai relawan yang menyukai kegiatan sosial sejak remaja, hingga saat ini di usianya yang tidak muda lagi, 62 tahun.
Ditemui di lokasi posko pengungsian Desa Perampelan, Sunaryo tampak semangat membantu warga. Di antaranya ikut andil dalam menyiapkan makanan untuk kebutuhan pengungsi di dapur umum. Bahkan Sunaryo turut mendistribusikan makanan kepada korban terdampak banjir yang masih bertahan di rumah.
Pria Kelahiran Gunungkidul Yogyakarta ini rela meninggalkan rumah dan keluarga setiap saat, demi melaksanakan aksi sosial. Sejak remaja Sunaryo memang suka berorganisasi dan berkecimpung di Pramuka. Dengan jiwa sosial tinggi, dirinya merelakan dan ikhlas mengabdikan tenaga dan pikiran untuk membantu warga yang terdampak bencana.
Setiap saat hatinya merasa tergerak ingin berguna bagi orang lain sehingga hidupnya tidak sia sia. “Hidup itu cuma satu kali, setidaknya saya dapat berguna bagi orang lain agar menjadi bekal nanti di akhirat. Siapa lagi kalau bukan dari diri kita sendiri yang tergerak untuk membantu orang lain,” jelasnya.
Sunaryo juga berharap setiap pemerintah desa dapat membentuk tim Siaga Bencana, agar dapat dengan mudah berkoordinasi dan siap jika terjadi bencana.
Terkait banjir di Sayung ini, Sunaryo menyampaikan usul agar dilakukan normalisasi sungai Pucang Gading lama yang sudah 10 tahun terakhir tidak pernah dilakukan. Sehingga mengakibatkan sungai dangkal dan ketika debit air besar tidak dapat menampung dan meluber ke desa di sepanjang kali Pucang Gading lama. (tra/de)