
Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, mengalami banjir berkepanjangan akibat kombinasi pasang air laut (rob) dan hujan deras yang melanda sejak sepekan terakhir. Hingga kini, air masih menggenangi permukiman dan lahan warga.
Sugito, perangkat desa setempat, menyebut bahwa banjir pertama kali terjadi akibat hujan, namun kondisi diperburuk dengan datangnya rob dari laut. Kedua sumber air tersebut bertemu dan tak bisa mengalir keluar desa. “Air laut dan air hujan berkumpul, sehingga tak ada jalan keluar bagi genangan,” jelasnya.
Sebanyak 160 rumah warga terendam air, sebagian di antaranya berada di RW 5 yang menjadi wilayah terdampak paling lama. Selain itu, sawah dan tambak milik warga juga ikut terendam. Total 29 hektare sawah dan 141 hektare tambak mengalami kerusakan akibat banjir tersebut.
Ketinggian air berkisar antara 20 hingga 50 sentimeter, cukup untuk mengganggu aktivitas harian warga. Sugito memperkirakan total kerugian akibat bencana ini hampir mencapai Rp 1 miliar, mencakup kerusakan rumah, hasil panen, dan tambak.
Trikomariyah, warga setempat, mengaku air mulai masuk ke dalam rumahnya sejak pagi hari. “Tadi pagi jam enam air sudah masuk, terutama lewat dapur. Ini sudah hampir seminggu banjir tak surut,” keluhnya.
Menanggapi bencana ini, Bupati Pati, Sudewo, menegaskan bahwa Pemkab akan segera mengambil langkah darurat. Bantuan bagi warga terdampak dan penanganan sementara akan segera dilakukan agar kondisi tidak semakin memburuk.
/Tim.