
Pati – Warga Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, pada Sabtu (6/9/2025) menggelar tradisi Meron dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini berlangsung meriah dengan suasana penuh kebersamaan, diwarnai antusiasme masyarakat dalam perebutan meron atau gunungan yang diyakini membawa berkah.
Gunungan yang menjadi ciri khas tradisi Meron tersusun dari aneka makanan berbahan dasar beras ketan, seperti cucur, once, dan ampyang. Makanan-makanan tersebut kemudian disusun membentuk tiga tingkatan, melambangkan kebersamaan serta doa akan keberkahan hidup masyarakat.
Acara dimulai sejak pukul 11.00 WIB, dengan prosesi arak-arakan gunungan yang dipimpin langsung oleh kepala desa beserta perangkat desa. Gunungan tersebut ditata berderet di sepanjang jalan utama Desa Sukolilo, menjadi pusat perhatian masyarakat yang hadir dari berbagai kalangan.
Tradisi Meron diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan rezeki yang diberikan. Selain itu, tradisi ini juga menjadi momentum memperkuat tali silaturahmi serta nilai kebersamaan antarwarga.
Salah seorang warga Sukolilo, Khofi Anan, menyampaikan bahwa tradisi Meron tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata budaya. “Meron tidak hanya penting bagi warga lokal, tetapi juga potensial untuk daya tarik masyarakat di luar daerah dan bisa menjadi ikon pariwisata budaya Kabupaten Pati,” ujarnya.
Dengan semangat pelestarian budaya yang terus dijaga, tradisi Meron diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, baik dari sisi spiritual maupun sosial-ekonomi masyarakat. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada ajaran Rasulullah SAW, Meron juga menjadi warisan budaya yang memperkaya identitas Kabupaten Pati.
(Khof, Red)