
Tim BKKBN: Audit Kasus Stunting Minimal Dilakukan Dua Kali dalam Satu Tahun (Foto: Dok Pemprov Jateng)
BOYOLALI, KanalMuria – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah berharap, setiap kabupaten/ kota dapat melaksanakan diseminasi audit kasus stunting.
“Audit kasus stunting ini merupakan forum untuk mencari solusi ataupun komitmen. Agar penanganan kasus stunting ini bisa maksimal, terutama yang tidak bisa diselesaikan di tingkat tim pendamping keluarga,” kata Agus Pujianto, Koordinator Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/11).
Dilansir dari laman jatengprov.go.id, Agus menjelaskan, kegiatan itu dilakukan untuk percepatan penurunan kasus stunting di Jawa Tengah. Salah satu terobosan BKKBN yaitu melalui pendekatan pendampingan keluarga yang berkesinambungan, dimulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu pascamelahirkan, serta baduta dan balita.
“Melalui pendampingan keluarga ini, diharapkan semua faktor risiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini, dan dilakukan upaya untuk meminimalisasi faktor risiko tersebut.” katanya.
Ditambahkan, untuk penurunan stunting, BKKBN melakukan pendekatan melalui berbagai program pencegahan dan penanganan stunting. Agar keberhasilan pelaksanaan program tersebut diketahui, perlu dilakukan audit kasus stunting secara berkala. Sehingga, jika ditemukan kasus stunting segera dapat dilakukan tindak lanjut yang tepat.
Sementara itu, Wabup Boyolali Wahyu Irawan menambahkan, penanganan kasus stunting yang terpenting adalah tindak lanjut yang dilakukan seluruh pemangku kepentingan, agar dapat mencegah kasus serupa. “Ya aksinya saja, ora kakehan (tidak kebanyakan) rapat, dhas dhes sat set,” pesannya.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang disajikan pada website dinkes.boyolali.go.id, jumlah kasus stunting hingga Oktober 2022 sebanyak 4.182 kasus, atau 7,02 persen. Sedangkan jumlah balita dengan gizi buruk per Oktober 2022 sebanyak 12 anak terdiri dari enam balita laki-laki dan enam balita perempuan.
Sementara, jumlah Bumil Kekurangan Energi Kronis (KEK) per Oktober 2022 sebanyak 123 orang. Kemudian menurut aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), di wilayah Kabupaten Boyolali hingga Oktober 2022, persentase hasil pengukuran mencapai 85,82 persen.
Kehadiran BKKBN Provinsi Jawa Tengah ke Kabupaten Boyolali dalam rangka Evaluasi dan Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting (AKS). Kunjungan ini disambut Wakil Bupati (Wabup) Boyolali Wahyu Irawan, di Hotel Front One Boyolali. (iby/de)