
Petani Kedelai Pati Ngaku Kesulitan Jual Hasil Panen (Foto: Dok. Ilustrasi)
PATI, Kanalmuria.com – Karena pergantian musim kemarau ke penghujan, petani kedelai di Kabupaten Pati tidak menanam kedelai lagi. Mereka juga mengatakan bahwa mereka sebelumnya mengalami kesulitan menjual hasil panen mereka di wilayah mereka.
Sucipto dari Desa Trimulyo Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, adalah salah satu Ketua Kelompok Tani (Poktan) yang menyampaikan hal itu. Ini disebabkan oleh masalah dengan produk impor yang telah masuk ke pasar Pati sebelumnya.
Sucipto menyatakan, “Untuk tantangan, jika kita usaha kedelai di sektor pasca panen dan pemasaran khususnya kedelai lokal karena persaingan dengan kita kedelai impor.”
Dia menyatakan bahwa petani kedelai lokal mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panen mereka ke luar daerah, tetapi bantuan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) datang untuk membantu dalam hal ini.
Selain dapat membantu memasarkan hasil panen kedelai lokal, dia juga menjelaskan bahwa kedelai yang dipasarkan melalui bantuan Bapanas memiliki harga yang lebih tinggi. Sebagai informasi, harga kedelai lokal di tingkat petani yang awalnya berada di kisaran Rp8.000-Rp8.500, kini naik menjadi sekitar Rp8.700-Rp9.000 per kilogram.
Di Desa Trimulyo, Kecamatan Kayen, Maino Dwi Hartono, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapenas, mengatakan bahwa masalah bagi petani kedelai adalah waktu pemasaran.
Namun, di tahun 2024, Bapanas membantu petani kedelai di daerah Pati dengan menjual kedelai mereka ke beberapa Koperasi Produsen Tahu Tempa Indonesia (Kopti). (KRA)