
Muhammad Taufik saat dirawat Rumah Sakit Gondo Suwarno Ungaran, Kabupaten Semarang (Foto: Istimewa)
GROBOGAN, KanalMuria – Muhammad Taufik, karyawan sebuah pabrik tekstil di Ungaran, Kabupaten Semarang harus menanggung seluruh biaya pengobatan karena tidak mendapat BPJS Ketenagakerjaan maupun Kesehatan. Pemuda 20 tahun itu akhirnya meninggal setelah didiagnosa menderita Efusi Pleura atau di dalam paru-paru ada cairannya dan deoxygenated blood atau darah kotor, Jumat(26/05).
Meninggalnya warga Dusun Pulo, Desa/Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan itu sangat disesalkan keluarganya. Pasalnya, keluarga Taufik harus menanggung biaya seluruh biaya perawatan di Rumah Sakit Gondo Suwarno Ungaran, Kabupaten Semarang karena tidak mendapat BPJS dari pabrik tempatnya bekerja.
“Total hutang yang kami tanggung sebesar Rp 40 juta. Adik saya masuk satu per satu ke rumah tetangga untuk meminjam uang. Yang penting adik saya bisa sembuh, tetapi takdir Allah berkata lain,” ungkap Siti, kakak kandung Taufik, Sabtu (27/05).
Upaya penggalangan dana juga dilakukan pemuda desa dan rekan kerja Taufik. Pihak keluarga juga sepakat untuk meminjam uang ke bank dengan cara menggadaikan sertifikat tanah.
Menurut Siti, upaya-upaya itu dilakukan agar dapat melunasi seluruh utang dalam 7 hari. “Yang penting setelah 7 hari semua utang bisa lunas agar jalan adik saya di alam sana menjadi lancar. Nanti per bulannya akan kami cicil bersama,” ujarnya.
Selain tidak adanya BPJS dan fasilitas check kesehatan berkala, Siti juga menyayangkan kecilnya upah yang diterima Taufik di tempatnya bekerja. Karena itu, dia berharap pihak pabrik lebih bisa memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan karyawannya.
“Gajinya sekitar Rp 1,7 juta, kadang juga kurang. Sebelumnya tidak pernah sakit. Semoga tidak ada Taufik-Taufik yang lain. Semoga ini menjadi pertama dan terakhir,” imbuhnya. (iby/ion)