
Steam Loose Part Jadi Pilihan Metode Belajar, Optimalkan Kreativitas AUD (Foto: Dok Pemkot Pekalongan)
PEKALONGAN-KOTA, KanalMuria – Menggembangkan kretivitas Anak Usia Dini (AUD) sangat penting, mereka yang memiliki kreativitas tinggi di sekolah sebaiknya jangan diabaikan, namun kemampuan ini harus dikembangkan dan didukung penuh baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga, agar anak bisa mengeksplor kemampuan yang dimiliki.
Steam Loose Part menjadi salah satu pilihan metode belajar yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan kreativitas dan mendukung pemaksimalan pelaksanaan kurikulum merdeka belajar.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Pekalongan, Zainul Hakim, metode steam loose part memanfaatkan sesuatu di sekitar dijadikan sebuah model pembelajaran secara tematis.
Melansir dari pekalongankota.go.id, Zainul menjelaskan, media yang digunakan pada metode ini yakni barang yang menurut orang lain tidak bernilai seperti sampah anorganik.
“Contohnya untuk menggambarkan situasi sebuah bandara, anak-anak bisa menggunakan sisa kayu, kaleng bekas atau kardus, dari situ mereka merancang benda-benda tersebut menjadi sebuah cerita,” katanya.
Zainul menyampaikan, metode pembelajaran steam loose part sangat berdampak di kehidupan anak ke depan, mereka akan mampu berpikir kritis, menghadapi dan menyelesaikan permasalahan kelak.
Kreativitas seorang anak, lanjut Zainul, sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi akademik. Sehingga semakin tinggi kreativitas yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang diraih.
Sementara itu, sebagai salah satu lembaga pendidikan yang sudah melakukan pendekatan steam loose part, Kepala Sekolah TPA, KB, TK IT Al-Fikri, Wafidin mengungkapkan dengan menyuguhkan pembelajaran ini, antusias dari siswa sangat terlihat jelas, karena mereka punya kesempatan untuk berimajinasi dengan luas.
“Dulu diatur gagasan dan kurikulum oleh guru, sekarang guru mengikuti gagasan anak ke arah eksplorasi dan justru alternatif belajar semakin banyak karena pemikiran tiap anak berbeda,” tuturnya. (jt/ion)