
Soal Larangan Ekspor Beras India, NFA Tegaskan Stok Beras Aman dan Imbau Masyarakat Bijak Berbelanja (Foto: Dok Bapanas)
JAKARTA, KanalMuria – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan ketersediaan dan stok beras dalam negeri aman dan terkendali. Menurutnya, kebijakan India yang melarang ekspor beras non-Basmati tidak berdampak signifikan terhadap kondisi ketahanan pangan domestik.
“Sesuai perhitungan prognosa pangan, neraca beras kita masih surplus dengan perkiraan produksi 31,9 juta ton dan konsumsi 30,8 juta ton, sehingga masih ada sisa sekitar 1,1 juta ton. Ini belum memperhitungkan carry over stock sebanyak 4 juta ton dari 2022 ke 2023, dan realisasi impor Januari – Mei 2023 yang mencapai 758 ribu ton,” kata Arief, melalui keterangan tertulis, pada Kamis (27/07).
“Sehingga kita yakin kondisi ketersediaan dan stok beras nasional masih cukup aman dan tidak terganggu dengan larangan impor beras oleh Pemerintah India,” lanjut Arief.
Menurut dia, India tidak termasuk negara asal pengadaan beras dari luar untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dan posisi India sebetulnya yang menawarkan trade balance kepada Indonesia dengan mengajukan berasnya untuk diekspor ke Indonesia.
Meski demikian, Arief juga mengatakan larangan ekspor beras oleh India tetap patut diwaspadai agar tidak menimbulkan gejolak, baik di pasar global maupun domestic. Terlebih lagi Presiden Joko Widodo juga telah mengingatkan agar terus memantau ketersediaan dan stabilitas pangan dan mengantisipasi dampak El-Nino.
“Sesuai arahan Bapak Presiden pada ratas yang lalu, NFA diminta mengkalkulasi ketersediaan dan kebutuhan pangan untuk mengantisipasi dampak Elnino dan juga termasuk kondisi global seperti adanya larangan ekspor beras oleh pemerintah India. Karena itu, penyerapan beras harus memprioritaskan produksi dari dalam negeri, dan hingga saat ini Bulog terus melakukan penyerapan,” jelas Arief.
Pada saat yang sama, ungkap Arief, pengadaan dari luar sebagaimana target pemerintah sebesar 2 juta ton tentunya akan dilakukan untuk kebutuhan cadangan pangan nasional. “Namun dengan catatan impor tersebut harus tetap terukur dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi perberasan nasional,” terangnya.
Karena itu, pihaknya mendorong top up stok Bulog hingga di atas 1 juta ton demi mengantisipasi situasi dan dinamika yang terus berkembang. Saat ini stok Bulog di kisaran 800 ribu ton. Ini terus kita tingkatkan stoknya sehingga nantinya dalam dua pekan ke depan stok Bulog bisa mencapai di atas 1 juta ton.
“Ini penting untuk menjaga stok beras nasional dalam kondisi yang secure, dan dapat digunakan sewaktu-waktu untuk stabilisasi pasokan dan harga dan kondisi kedaruratan,” tegasnya. (ok/eds)