
Sering Puso Karena Banjir, Sebagian Warga Setrokalangan Ogah Tanam Padi (Foto: Iby/KanalMuria)
KUDUS, KanalMuria – Sering puso dilanda banjir, sejumlah petani di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus mengaku ogah menanam padi. Salah satunya adalah Toyib, petani yang menanam padi hanya untuk keperluan sehari-hari saja.
“Padi di Setrokalangan itu hanya ditanam seperempat lahan, paling banyak setengahnya, tidak berani lebih. Itu saja untuk tabungan keperluan hidup sehari-hari,” kata Toyib, Senin (23/01) siang.
Dia menjelaskan, Desa Setrokalangan memang sudah rutin terjadi banjir. Tidak hanya pemukiman, area persawahan pun dapat dipastikan bakal kebanjiran. Karena itu, para petani tidak berani menanam padi banyak-banyak.
Untuk Toyib pribadi, saat banjir melanda selama dua pekan lebih beberapa waktu lalu, hanya merugi sekitar Rp 5 juta. “Kalau ditanami padi semua, ya jujur nanti malah kepikiran yang tidak-tidak karena rugi besar. Bisa bisa lari ke tali tambang (gantung diri, Red),” ujarnya sembari bercanda.
Saat disinggung soal bantuan bibit dari Dinperpan Kudus, dia mangaku tidak terlalu memikirkannya. Baginya, diberi kesehatan saja sudah cukup.
“Kalau diberi ya disyukuri, jika tidak ya tidak apa-apa. Yang penting walaupun banjir, saya pribadi masih sehat dan masih bisa menafkahi keluarga,” lanjut Toyib.
Bertani, menurut Toyib, di Setrokalangan hanya pekerjaan sampingan karena lahan yang tidak memungkinkan. Karena itu, dia bersama beberapa rekannya, bekerja sama membangun jembatan penyeberangan Sungai Wulan bertarif Rp 2 ribu.
“Sebenarnya jembatan ini, sudah ada sejak zaman bapak saya, tapi waktu itu sifatnya untuk membantu para petani menyeberang dari Desa Setrokalangan ke Desa Waru, di Kabupaten Demak. Seiring berkembangnya waktu, jembatan ini kami kelola bersama dan ditarif Rp 2 ribu untuk jasa penyeberangan. Tapi bagi anak sekolah, kami gratiskan,” imbuhnya. (iby/de)