Home » Sebaran Covid-19 Kembali Meningkat, Disabilitas Pati Jadi Prioritas Vaksinasi
Sebaran Covid-19 Kembali Meningkat, Disabilitas Pati Jadi Prioritas Vaksinasi

Sebaran Covid-19 Kembali Meningkat, Disabilitas Pati Jadi Prioritas Vaksinasi (Foto: Dok Pemkab Pati)

PATI, KanalMuria – Kelompok disabilitas di Desa Ngablak, Kecamatan Cluwak mendapat vaksinasi Covid-19 dari Puskesmas Cluwak pada Jumat, (05/05). Kegiatan itu merupakan hasil kerja sama antara Australia – Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) melalui Save The Children dan Migrant CARE dengan organisasi komunitas Roro Mendut wilayah Pati Utara serta Dinas Kesehatan Pati dalam hal ini UPTD Puskesmas Kecamatan Cluwak.

Melansir keterangan tertulis dari laman Pemkab Pati, kegiatan itu bertujuan sebagai upaya mitigasi dari melonjaknya angka paparan Covid-19 di Kabupaten Pati pasca Idulfitri 1444 H. Meski PPKM telah dihentikan Pemerintah Pusat, potensi merebaknya kembali Covid-19 dinilai berisiko mengingat angka pemudik yang cukup tinggi.

Upaya mitigasi ini sejalan dengan siaran pers Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemeterian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi yang menyebut kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan setelah Idulfitri. Per Rabu (03/05), sebanyak 2.647 kasus konfirmasi Covid-19 di Indonesia dengan 25 kasus kematian.

Kenaikan kasus juga diiringi peningkatan perawatan pasien di rumah sakit. Data yang bersumber dari RS Online pada hari itu, pukul 14.00 WIB dan Dinkes Provinsi menunjukan keterisian bed atau BOR di rumah sakit sebesar 8,1 persen secara nasional.

Angka itu termasuk bed isolasi maupun bed intensif, dari 42.293 tempat tidur yang ada. Sebanyak lima rumah sakit mengalami peningkatan keterisian lebih dari 50 persen pada tanggal 3 Mei, yaitu RSUP Dr. M. Djamil, RS Dr. Tadjuddin Chalid, MPH, RSP Dr. Ario Wirawan, RSUP Prof Dr. R.D.Kandou, dan RSUP Dr. Kariadi.

Sementara Koordinator Imunisasi (Korim) Puskesmas Kecamatan Cluwak, Endriana Ika Purbasari, menjelaskan alasan dipilihnya kelompok disabilitas. Menurutnya, karena masih tingginya angka disabilitas di Pati, khususnya Kecamatan Cluwak yang belum mendapatkan vaksinasi Covid 19.

“Selama ini untuk vaksinasi untuk kelompok disabilitas dilakukan dengan perlahan. Banyak kendala vaksinasi Covid-19 bagi penyandang disabilitas, terutama dari sisi pemahaman calon penerima manfaat,” ujar Endriana.

Dia menilai masih banyak yang takut dan percaya hoaks serta kurang menyadari bahaya Covid-19 bagi komunitas. “Sehingga harus dengan kesabaran membuat mereka berani dan mengedepankan komunikasi antar pribadi melalui bidan desa dan tokoh masyarakat lain,” jelas Endriana.

Selain itu, terdapat kendala keterbatasan mobilitas para disabilitas dalam mendapatkan vaksinasi. Biasanya, merasa kesulitan dan tidak mau kalau dicampur antrian dengan masyarakat umum, karena capek kalau harus antri.

“Giat vaksinasi bagi kelompok disabilitas kali ini diprioritaskan untuk kelompok disabilitas dan lansia, dan bertepatan dengan jadwal Posyandu Lansia di Desa Ngablak, Kecamatan Cluwak, Pati,” katanya.

Pihaknya membagi para disabilitas yang umumnya lansia, dalam beberapa kategori. Di antaranya gangguan berjalan, penglihatan dan pendengaran karena faktor usia.

“Namun ada juga disabilitas mental dan tuli. Dan proses pendataan calon penerima manfaat ini melibatkan bidan desa sebagai pemangku wilayah desa dalam bidang kesehatan,” terang Endriana.

Senada dengan Endriana, Ummi Athiyah, bidan Desa Ngablak yang juga ikut dalam giat vaksinasi itu menyebut, untuk bisa membuat kelompok disabilitas mau divaksin. “Agar kelompok disabilitas memiliki keberanian dan kesadaran sukarela mau divaksin memang butuh waktu dengan terus melakukan pendekatan,” ujarnya.

Sementara itu, Vill Ardi dari Roro Mendut menambahkan, ketersediaan vaksin juga mempengaruhi keterlambatan kelompok disabilitas memperoleh haknya. Jumlah vaksin yang terbatas, habis oleh masyarakat umum yang datang langsung ke Puskesmas.

“Hal ini yang mendasari Roro Mendut mendukung Program AIHSP melalui Save the Children dan Migrant CARE melakukan vaksinasi dengan sasaran prioritas kelompok disabilitas,” kata Vill Ardi.

Dia mengungkapkan, beberapa penerima manfaat kali ini ada penderita disabilitas mental (ODGJ), yakni SJ, 45. Arti menjelaskan, SJ mengalami gangguan jiwa sejak lima belas tahun yang lalu, ketika usianya masih 30 tahun.

“SJ mengalami depresi karena persoalan keluarga dan ekonomi. Selain itu juga ada GM, 78, lansia yang mengalami gangguan penglihatan akibat penyakit katarak yang diderita karena faktor lanjut usia,” lanjutnya.

Tak cukup hanya mini sentra vaksinasi di Balaidesa, Tim Vaksinator dari Puskesmas Kecamatan Cluwak beserta Tim dari Migrant CARE dan Organisasi Komunitas Roro Mendut wilayah Pati Utara, juga melakukan serangkaian door to door mengunjungi pasangan tuli BW dan AR.

Sebagai pasangan tuli, AR selama ini di sibukan dengan kerja ekonomi sebagai tukang parkir, sementara BW sebagai ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil. Dengan alasan repot kalau harus sering bepergian apalagi harus mengikuti antrian vaksinasi, mereka belum mendapatkan hak atas vaksin.

Vill Ardi yang menguasai bahasa isyarat, selama program vaksinasi, ikut membantu memberikan pemahaman kepada pasangan tuli BW dan AR

Selain mengunjungi pasangan tuli, Tim Vaksinator juga mengunjungi SA, 60. SA tidak bisa hadir di balaidesa karena mengalami gangguan berjalan semenjak mengalami stroke.

Untuk berjalan, SA menggunakan alat bantu jalan dan di papah anggota keluarganya ketika Tim Vaksinator datang.

Metode door to door dalam vaksinasi selama ini sebenarnya juga sudah dilakukan oleh Tim Puskesmas Kecamatan Cluwak. Namun penolakan calon penerima manfaat dengan alasan takut sering jadi kendala Tim Vaksinator.

Dan mereka tidak boleh melakukan pemaksan dalam vaksinasi. Sehingga Komunikasi antar pribadi penting dilakukan dengan sabar dan melibatkan tokoh masyarakat setempat.

Dalam hal ini, peran bidan desa sebagai Agent of Change (AoC) cukup penting dengan memberikan penjelasan perlahan. Paling efektif adalah dengan memberi contoh tetanga kiri – kanan yang sudah vaksin ke empat atau booster 2 dan tidak mengalami efek menakutkan seperti yang mereka dengar selama ini.

Setelah door to door, giat vaksinasi diakhiri pada pukul 11.00. “Vaksinasi berjalan baik, bahkan melebihi dari target penerima manfaat sejumlah 65 orang,” kata Endriana yang juga Koordinator Imunisasi (Korim) Kecamatan Cluwak.

Penerima manfaat bervariasi, ada yang baru vaksin pertama hingga vaksin ke empat. Paling banyak menerima vaksin ke-empat dengan jenis vaksin Pfizer.

“Yang baru satu atau dua dan tiga lebih karena ketakutan masyarakat yang memang tidak bisa dipaksakan. Jadi harus pelan – pelan untuk memberikan pemahaman,” imbuhnya. (iby/de)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *