
Sambut 1 Muharam Warga Lereng Merbabu Gelar Kirab 1000 Tumpeng (Foto: Dok Pemkab Magelang)
MAGELANG, KanalMuria – Deretan panjang warga lereng Gunung Merbabu, khususnya ibu-ibu berkebaya membawa ribuan tumpeng yang disunggi di atas kepala, menjadi pemandangan menarik bagi masyarakat yang sedang melintas di Jalan Raya Ngablak (Magelang)-Kopeng (Salatiga). Mereka ini tak lain warga Desa/Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang tengah melakukan kirab menyambut tahun baru 1 Muharram 1445 Hijriyah. pada Rabu (19/07).
Dalam gelar budaya bertajuk ‘Kirab 1.000 Tumpeng’ tersebut, barisan depan terdiri dari pasukan bergodo berpakaian jawa membawa senjata tombak. Kemudian, pasukan pembawa bendera merah putih, ada juga barisan gunungan tumpeng skala besar yang diikuti oleh ibu-ibu membawa tumpeng. Disusul pasukan berkuda, kesenian topeng ireng dan soreng, serta replika harimau ukuran besar dan lainnya.
Prosesi kirab diawali dari panggung kehormatan yang berada di Jalan Raya Ngablak, Magelang, warga berjalan kaki mengelilingi desa dengan jarak tempuh mencapai 2 Km.
Mengutip dari magelangkab.go.id, di sepanjang perjalanan yang dilalui kirab budaya, dipenuhi masyarakat yang menyaksikan, termasuk pengguna jalan Raya Ngablak (Magelang) – Kopeng (Salatiga), bahkan kemacetan arus lalu lintas pun tidak bisa terhindarkan.
Usai kirab keliling kampung, ribuan tempeng di bawa naik ke Makam Eyang Suro Gendero. Untuk menuju makam, ibu-ibu yang membawa tumpeng harus berjalan menaiki trap yang jumlahnya mencapai 200 anak tangga.
Kemudian, tumpeng didoakan dengan doa lintas agama, yakni doa agama Islam dan Kristen-Katolik, usai doa tumpeng dimakan bersama-sama.
Kegiatan yang juga diikuti oleh Forkompimcam Ngablak tersebut, semakin menarik dengan Kirab Tumpeng dan Gembul Bujana di area Makam Eyang Suro Gendero yang berada di atas bukit.
Kepala Desa/Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jateng, Anni Anggaini menyatakan, kirab budaya bertajuk 1.000 tempeng yang dilakukan warga lereng Gunung Merbabu ini, merupakan tradisi yang sudah lama dilakukan oleh warga lereng Gunung Merbabu. Tradisi ini sekaligus sebagai wujud syukur kepala Tuhan yang telah memberikan rezeki berupa kesehatan, panen melimpah dan lainnya.
Dengan gotong royong, warga Dusun Sowanan dan Sucen, Desa Ngablak melakukan ritual berupa kirab untuk menyambut tahun baru syuro (1 Muharram 1445 Hijriyah). Kegiatan ini, menjadi tradisi warga dalam menyambut tahun baru Hijriah. “Dengan gotong royong inilah, maka tradisi tahunan ini dilakukan dengan lancar, bahkan kegiatan setiap tahun meningkat,” ujarnya.
Menurutnya kegiatan Sedekah 1000 Tumpeng dalam menyambut Bulan Muharram telah menjadikan warga Desa Ngablak kompak, bersatu dan saling menghormati.
“Dalam kegiatan ini kita bisa lihat, semua nyengkuyung (mendukung, Red) tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Toleransi sangat terasa. Ini yang kita butuhkan saat ini,” katanya.
Sedangkan Kepala Dusun Sowanan, Songko Sutejo di sela-sela kegiatan ritual Sedekah 1000 Tumpeng menjelaskan, Kenapa Tumpeng? Tumpeng ini selalu bewujud lancip, artinya kita yang luas ini, masyarakat berbagai macam karakter dan budaya, manunggalnya tetap ke satu tujuan yaitu Sang Pencipta.
“Pesan dari Eyang Suro Gendero ini adalah, jika warga Dusun Sowanan, Kuncen dan Ngablak dapat selamat dari penjajah bahkan tidak ada yang meninggal, beliau minta diadakan selamatan di bulan Muharram. Dulu di setiap tanggal 2 Muharram,” lanjutnya.
Menurutnya, Sedekah 1000 Tumpeng yang dilakukan, sarat dengan pesan moral yang mendalam. Selain menghormati leluhur, kearifan lokal masyarakat tetap terjaga di tengah modernisasi. (jt/ok)