Home » Petani Dan Kades Gelar Audiensi Dengan BNPB Pertanyakan Bantuan Puso

Jumat (17/1) telah digelar audiensi bersama kelompok tani (Poktan) bersama perwakilan kepala desa dari beberapa kecamatan diantaranya Pati, Jakenan, Sukolilo dan Kayen, terkait pencairan bantuan puso tahun 2023.

Mereka mempertanyakan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena hingga kini bantuan tahap kedua belum juga cair.

Tentu saja hal tersebut memancing reaksi dari kelompok tani yang serta merta mengadu ke pemerintahan desa setempat.

Dalam audisi salah satu kepala Desa Talun Kecamatan Kayen, Maksum juga mengiyakan bahwa memang untuk bantuan puso tahap kedua belum turun dan hal ini memancing reaksi para petani.

“Ada sejumlah daerah yang sudah cair tapi ada yang belum. Ini yang menjadi masalah. tak sedikit masyarakat justru menyalahkan kepala desa. Padahal anggaran memang belum dicairkan dari BNPB,” jelasnya.

Polemik belum turunnya bantuan ini diperparah karena beberapa wilayah yang juga berdekatan ada yang sudah menerima bantuan tersebut.

“Sawahnya bersebelahan antara Desa Wuwur, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati dan sawah di Kabupaten Kudus. Dua-duanya sudah cair semua tapi petani Desa Talun belum. Akhirnya banyak yang mempertanyakan ke kami,” keluhnya.

Menyikapi hal tersebut,pihaknya meminta untuk bantuan segera diturunkan karena permasalahan ini rentan memancing kesalahpahaman dengan para petani.

” Kami justru merasa di benturkan. Kami dikira mengambil uang petani. Padahal memang belum cair,” tegasnya.

Sementara itu kepala Desa Wegil Kecamatan Sukolilo, Heri Priyanto juga sepakat semoga setelah mengadakan audiensi bantuan segera dicairkan.

” Karena kami berhadapan dengan masyarakat. Kami berharap segera dicairkan,” jelasnya.

Tidak hanya para pemangku pemerintahan desa, tersendatnya bantuan puso tahap dua imbasnya juga dirasakan petani, salah satunya Nurhadi salah satu anggota Poktan.

” Sudah bertahun-tahun tapi masih belum ada kejelasan. Akhirnya kami yang benjut. Siang malam didatangi petani untuk menanyakannya. Petani sudah susah menghadapi tikus, resiko banjir ini ditambah masalah lagi,” ungkapnya.

Sementara dari pihak BPBD saat dimintai keterangan dan diwakili oleh Kepala BPBD Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya mengiyakan bahwa sudah digelar audiensi untuk mencari kepastian pencairan bantuan puso tahap ke dua antara kepala desa dan kelompok petani.

Dijelaskan oleh pihak BPBD bahwa pencairan tahan ke dua nanti masih menyisakan 6.708 petani dari 89 Poktan di 26 desa di Kabupaten Pati. Jumlah keseluruhan ada 3.732 hektare lahan dengan nilai anggaran mencapai Rp. 29,8 miliar.

“Audiensi sempat diterima dengan baik oleh BNPB. Hasilnya dikatakan tetap diupayakan seoptimal mungkin meskipun mungkin harus menyesuaikan anggaran dana siap pakai (DSP),”jelasnya.

Martinus menambahkan bahwa saat ini banyak bencana ya g juga menjadi atensi dari BNPB, namun begitu pihaknya akan terus berupaya agar bantuan puso secepatnya bisa terealisasi.

” Sementara BNPB juga mengalami keterbatasan anggaran,” tutupnya.

/Tim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *