
PATI — Para petani bawang merah di Kabupaten Pati kini menghadapi tekanan baru akibat anjloknya harga bawang merah di tingkat petani. Selama sekitar dua pekan terakhir, harga bawang merah hanya mencapai sekitar Rp 20 ribu per kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang masih di kisaran Rp 30 ribu per kilogram. Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan petani, khususnya menjelang musim panen yang diperkirakan akan dimulai pertengahan Januari 2026.
Karyanto, seorang petani bawang merah dari Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, mengaku kesulitan mendapatkan harga yang layak untuk hasil panennya. Menurutnya, turunnya harga bawang merah terjadi sejak sekitar 15 hari lalu, sehingga keuntungan yang diterima petani jauh menyusut. Ia berharap pihak terkait segera mencari solusi agar harga kembali stabil.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Kabupaten Pati, Kasnawi, mengatakan fluktuasi harga menyebabkan kebingungan di kalangan petani. Selain harga yang turun tajam, bawang ukuran kecil kini hanya dihargai sekitar Rp 17–18 ribu per kilogram. Kasnawi khawatir jika kondisi ini berlanjut sampai masa panen raya tiba, banyak petani kecil justru tidak bisa menutup biaya produksi mereka.
Petani di wilayah ini mendesak pemerintah daerah dan dinas terkait untuk memperkuat pengawasan pasar, termasuk memastikan stabilitas harga komoditas bawang merah. Mereka berharap adanya kebijakan yang mampu menahan jatuhnya harga di tingkat petani agar usaha tani bawang merah tetap berkelanjutan dan tidak terus mengalami kerugian.
(*)
Sumber: Murianews








