
Peringati Hari Kopi Sedunia, Petani Kopi Magelang Rasakan Trend Harga yang Membaik (Foto: Dok Pemkab Magelang)
MAGELANG, KanalMuria – Perayaan tahunan dalam rangka memperingati Hari Kopi Sedunia yang diselenggarakan di berbagai tempat dan kota pada 1 Oktober 2023 disambut positif. Terlebih harga kopi di tingkat petani menunjukkan trend membaik dari waktu ke waktu.
Hal ini diungkapkan Ketua MPIG Kopi Arabika Merapi Merbabu Magelang, Istanto di rumahnya di Dusun Truni Kecamatan Windusari Kamis (05/10).
Hari Kopi sesungguhnya merupakan bentuk kampanye tentang perdagangan kopi yang adil serta upaya meningkatkan kesejahteraan para petani kopi. “Perayaan diselenggarakan dalam waktu dan tanggal yang berbeda-beda di setiap negara. Bermula dalam rangka merayakan kenikmatan minuman kopi sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap petani kopi,” ungkap Istanto.
Lebih jauh Istanto menyampaikan, saat ini harga kopi semakin membaik dari waktu ke waktu. “Dulu kopi Robusta green bean itu dijual pada harga Rp 18 ribu, Rp 23 ribu, paling tinggi Rp 25 ribu. Saat ini kopi Robusta sudah meningkat menjadi Rp 40 ribu per kilogram di tingkat petani. Sementara harga kopi Arabika sudah mencapai Rp 80 ribu per kilogram,” jelasnya, dikutip dari magelangkab.go.id.
Saat ini, katanya, pihaknya tidak menjual kopi cary (kopi glondong) begitu saja kepada pedagang, tetapi memprosesnya lebih dulu dengan menggunakan alat prosesing kopi bantuan dari APBD dan APBN. Hal itu dilakukan agar petani mendapat nilai tambah dari panen kopinya.
“Kita proses dengan beberapa cara yaitu natural, full wash, semi wash dan waen. Harganya jadi variatif tergantung proses yang kita gunakan. Kalau prosesnya natural harganya menjadi Rp 110 ribu-Rp 120 ribu per kilogram. Kalau full wash harganya antara 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogran. Kalau prosesnya waen harganya menjadi Rp 150 ribu per kilogram,” jelas petani yang mantan Sekcam Windusari ini.
Pria yang tinggal di RT 06/RW 02 Dusun Truni Desa Candisari Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang ini menjelaskan, harga kopi bubuk olahannya dijual dengan harga yang lebih baik, yaitu Rp 250 ribu per kilogram.
Sementara Istanto menjelaskan, kopi Arabika produk petani Magelang mempunyai ciri khusus yang membedakannya dari produk kopi dari daerah lain. Untuk itu pihaknya telah mengantongi sertifikat indikasi Geografis yang dikeluarkan Direktur Merek dan Indikasi Geografis Kementerian Hukum dan HAM. “Berita yang saya terima sertifikat itu akan diserahkan pada bulan-bulan ini,” ujarnya.
Istanto menjelaskan, meskipun sertifikat itu berbunyi MPIG Kopi Arabika Merapi Merbabu namun sertifikat itu berlaku untuk seluruh wilayah Magelang termasuk yang di wilayah Gunung Sumbing. “Kopi produksi petani Magelang itu nikmatnya tak diragukan. Ada aroma gula aren yang sangat khas,” jelasnya. (jt/ok)