Home » Pengakuan Warga Dengkek, “Kerja Seminggu Dibayar Dua Hari”

Dugaan penyalahgunaan dana anggaran proyek Desa Dengkek yang menyeret nama Kepala Desa Muhammad Kamjawi masih terus bergulir dan memasuki babak baru.

Berdasarkan laporan warga masyarakat Desa Dengkek beberapa waktu lalu terkait anggaran dan proyek desa yang tidak kunjung selesai, hari ini Selasa (21/1/2025) sejumlah petugas dari Inspektorat datang untuk melakukan audit.

Namun disayangkan tim Inpektorat terkesan terburu-buru meninggalkan lokasi ketika hendak dimintai keterangan terkait audit yang dilakukan dengan Kepala Desa Dengkek.

Sementara itu terkait proyek desa yang disebut tidak beres media sempat menemui Ngarijan, salah satu warga yang mengungkapkan bahwa menurut pihak Pekerjaan Umum (PU) saluran irigasi desa disebut tidak layak. Hal tersebut terungkap karena Ngarijan sempat mengikuti petugas dari PU yang turun ke lapangan untuk mengecek saluran air irigasi.

“ Tadi saja orang PU menyatakan tidak layak, dari sisi bahan bangunan dan tidak ada pintunya, saya saksinya sendiri ketika ngecek saluran air itu,” ungkapnya.

Pihaknya juga menambahkan bahwa proyek irigasi dikerjakan oleh anak Kepala Desa sendiri.

“ Proyek ini sing (yang) garap ya anaknya Kades. Tidak punya CV atau apa, pokoknya asal garap. Haruse kan lelang atau swakelola tetep ada pengumuman siapa yang garap, tapi ini gak ada pengumuman, asal garap saja,” tambahnya.

Namun disisi lain ada yang mengatakan bahwa dari pihak Kepala Desa pernah mengungkapkan bahwa warga masyarakat Desa Dengkek susah diajak bekerja sama membangun desa. Dan mengenai hal tersebut, Mustar warga Desa Dengkek yang lainnya menjelaskan bahwa bukan tidak mau namun bentuk kerja sama yang ditawarkan justru merugikan warga.

“ Saya pernah ikut mengerjakan proyek desa, kerja seminggu kok cuma dibayar 2 hari, akhirnya pekerjanya mogok semua, bener akhirnya dibayar lunas, tapi disuruh menunggu sampai lama, siapa yang mau kerja kalau bayarnya seperti itu,” ungkapnya.

Tidak sampai disitu bahkan ada yang berani menegaskan bahwa hampir semua proyek di Desa Dengkek disebut tidak layak, seperti yang disampaikan oleh Kunardi warga Desa Dengkek lainnya.

“ Kalau dicek semua bangunan yang ada di Desa Dengkek ini semuanya tidak layak,” tegasnya.

Sementara itu ketika diminta penjelasan dan konfirmasinya, Ariyanto pihak dari dinas PU bagian bangunan gedung enggan memberikan komentarnya karena tidak ingin ada informasi yang simpang siur.

“ Saya dari PU hanya bertugas mengecek kondisi bangunan saja. Kalau koordinasi langsung ke Inspektorat saja, saya tidak berani omong takuit salah,” tutupnya.
/Tim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *