Home » Pemerintah Perlu Jaga Keseimbangan Kenaikan HPP dan Inflasi dalam Pembelian Beras Petani
Pemerintah Perlu Jaga Keseimbangan Kenaikan HPP dan Inflasi dalam Pembelian Beras Petani

Pemerintah Perlu Jaga Keseimbangan Kenaikan HPP dan Inflasi dalam Pembelian Beras Petani (Foto: Dok DPR RI)

JAKARTA, KanalMuria –Ketua Komisi IV DPR RI Sudin dapat memahami kebijakan pemerintah yang tetap menetapkan Harga Pokok Pembelian (HPP) beras dari petani sebesar Rp 8.200 per kilogram. Namun demikian, menurutnya, dengan HPP dengan besaran seperti itu, sudah tidak relevan lagi. Mengingat sudah terjadi kenaikan harga pupuk dan BBM yang baru terjadi belakangan ini.

“Akan tetapi, kalau dinaikkan HPP ini, akan terjadi inflasi. Pemerintah banyak pertimbangan. Sehingga bagaimana menjaga kesetimbangan antara inflasi dan kesejahteraan petani,” ujar Sudin, usai Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Komisi IV DPR RI ke PT Wilmar Padi Indonesia (WPI), Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Selasa (13/12).

Dilansir dari laman parlementaria.dpr.go.id, Sudin berharap pemerintah dalam waktu mendatang akan ada Rapat Terbatas (Ratas) mengenai hasil kesimpulan rapat tersebut dengan Kementan dan Bulog. Sehingga, diharapkan pada Januari atau Februari 2023, HPP tersebut akan dinaikkan di kisaran Rp 8.400 atau Rp 8.500.

“Itu harapan kami. Karena kami ini selalu ditanya rakyat kenapa Bulog kalau beli beras atau gabah murah sekali, ya karena berdasarkan HPP. Kalau Bulog belinya lebih mahal untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP), maka akan nombok, kecuali yang untuk komersial. Untuk segmentasi beras komersial, Bulog masih berani di harga Rp 10.200. Tapi, kalau yang CBP tidak bisa, harus Rp 8.200 atau Rp 8.300. Muda-mudahan awal tahun depan ada perubahan HPP-nya,” tambah Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Untuk diketahui, usulan menaikkan HPP ini dalam rangka merespon tingginya pembelian harga gabah yang dilakukan oleh PT WPI. PT WPI dapat membeli gabah dari petani dengan harga yang jauh lebih tinggi dari pemerintah. Sehingga, hal ini membuat para tengkulak, lebih memilih menjual gabah atau beras kepada pengusaha besar, dibandingkan ke penggiling lokal skala kecil. Namun, untuk jangka panjang, hal ini akan berdampak terhadap monopoli harga beras di pasaran dan matinya industri penggilingan lokal. (eds/syn)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *