Home » NFA: Indonesia yang Terdiri dari Kepulauan Butuh Konektivitas Pangan yang Kuat dan Stabil
NFA: Indonesia yang Terdiri dari Kepulauan Butuh Konektivitas Pangan yang Kuat dan Stabil

NFA: Indonesia yang Terdiri dari Kepulauan Butuh Konektivitas Pangan yang Kuat dan Stabil (Foto: Dok Bapanas)

KUPANG, KanalMuria – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, karakteristik Indonesia yang terdiri dari kepulauan membutuhkan konektivitas pangan yang kuat dan stabil. Terlebih lagi di tengah ancaman kekeringan akibat El Nino yang harus dihadapi. Salah satu upaya mengatasinya dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi yang memungkinkan efektifitas dan efisiensi hasil produk pangan.

“Jadi sinergi pentahelix itu sangat penting untuk kita buat dalam upaya membangun konektivitas pangan yang kuat. Seperti hari ini kita panen jagung bersama, merupakan buah sinergi dari berbagai unsur,” kata Arief saat panen jagung hibrida bersama di lahan Landasan Udara (Lanud) El Tari, Kupang, Jumat (11/03).

Arief mengapresiasi panen yang dihasilkan dari pertanian jagung tersebut. Ia berharap produksi jagung dapat memasok kebutuhan pangan maupun pakan. “Jadi selain untuk memenuhi kebutuhan di wilayah NTT tentunya hal ini juga dapat memenuhi kebutuhan pakan untuk peternak di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dan kita akan koneksikan dengan Kementerian Perhubungan melalui tol laut sehingga distribusi pakan jagung dapat terpenuhi secara lancar,” ujar Arief.

“Kalau jagung pasti dibutuhkan oleh teman-teman peternak di daerah sentra ternak di Jawa. Kalau bisa kita alokasikan di sini, dari timur produksi kemudian dibawa ke barat,” tambahnya.

Arief juga mendorong terciptanya ekosistem pangan yang terintegrasi dengan memanfaatkan seluruh potensi pangan yang ada. “Jagung ini dari daun, batang, hingga tongkol itu bisa dimanfaatkan seluruhnya. Jadi semua produk turunan dari jagung dan sorgum bisa dijual. Ini diintegrasikan dengan pengelolaan berbasis koperasi atau kelompok sehingga terbangun ekosistem pangan yang menguntungkan semua pihak,” ungkap Arief, melalui siaran pers Badan Pangan Nasional.

Arief mengatakan, NFA sebagai lembaga pemerintah yang fokus pada sektor pangan memiliki peran strategis membangun konektivitas hulu hilir dengan mengoptimalkan fungsi BUMN Pangan. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo di mana untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan, BUMN di bidang pangan harus menjadi pembeli siaga (offtaker) hasil pertanian.

“Jadi dengan ini hilirisasi juga dapat berjalan dengan baik, karena produk pangan tersebut terserap pasar. Peran Bulog dan Holding Pangan ID FOOD menjadi penting karena BUMN di bidang pangan ini tentunya mampu melihat dinamika distribusi pangan dalam kerangka bisnis,” jelasnya.

“Karena itu, perlu dukungan juga dari Kementerian Perhubungan melalui tol laut sehingga distribusi pangan tersebut pada akhirnya memberi kewajaran harga di tingkat petani, pedagang, maupun masyarakat seperti yang diarahkan oleh Bapak Presiden,” lanjut Arief.

Dalam kesempatan yang sama, Danlanud El Tari Marsma TNI Aldrin Petrus Mongan mengatakan adanya panen jagung hibrida ini merupakan bukti nyata komitmen pihaknya terhadap ketahanan pangan melalui pendekatan pengolahan lahan kering berbasis inovasi dan teknologi smart farming dengan sistem irigasi tetes dan sensor untuk mekanisasi.

Adapun lahan jagung yang dipanen dalam kesempatan tersebut merupakan lahan milik TNI AL yang difokuskan pada pertanaman jagung dan sorgum untuk ketahanan pangan. Dengan luasan mencapai 48 hektar, potensi produksi yang dihasilkan cukup menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan pasar di wilayah NTT maupun pasokan pakan ke wilayah lain seperti ke sentra peternakan ayam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. (ina/soe)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *