Home » Menjadi Pemuda yang Unggul di Era Disrupsi

Istimewa

MASALAH kepemudaan adalah masalah yang sangat penting. Jika bersandar pada angka demografi maka pemuda adalah satu tiang penyangga dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Alasan lain mengapa masalah kepemudaan penting karena saat ini kita dihadapkan pada situasi yang kritis. Di mana sedang terjadi suatu persoalan yang sangat kompleks dalam kehidupan, seperti situasi tentang revolusi industri 4.0 saat ini menuju 5.O, yang membawa berbagai goncangan dalam kehidupan.

Tantangan lain yang akan dihadapi pemuda sekarang adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelegence/A.I). Pertanyaan bagi pemuda adalah apakah harus menjadikannya lawan? Karena bisa saja akan banyak pekerjaan bahkan peran manusia jadi tergantikan oleh teknologi robot.

Menjadi pemuda yang unggul di era disrupsi harus mempunyai beberapa kemampuan yang menjadi elemen vital saat ini. Diantaranya operasional global, kemampuan bahasa, kemampuan interpersonal, komunikasi tertulis, inklusi, belajar, kemampuan rekayasa, media sosial, dan berpikir analitis.

Lalu agaimana kaum muda menyongsong masa depan Indonesia?. Saat ini generasi milenial lebih percaya pada informasi UGC (user generated content) daripada informasi searah, lebih suka ponsel dari pada televisi, wajib memiliki sosial media, kurang suka membaca secara konvensional, cenderung tidak loyal, lebih peka terhadap teknologi, dan cenderung lebih malas serta konsumtif.

Pemuda sekarang mereka harus berlari dua kali lebih cepat daripada generasi sebelumnya.Generasi muda di masa sekarang kemungkinan akan menghadapi dua masalah, yaitu pertambahan kuantitas pemuda itu sendiri atau pertambahan angkatan kerja yang terus berlangsung, dan kedua adalah perubahan struktur ekonomi dengan perkembangan kapitalisme tahap kontemporer atau disrupsi.
Perubahan sikap, perilaku dan budaya dibutuhkan dalam menghadapi dunia kerja. Negara memberi ruang intensif yang lebih besar bagi kaum muda yang memiliki prestasi.

Pesatnya perkembanagan teknologi yang mengalami disrupsi harus disikapi dengan cara kreatif dan inovatif, baik dan benar. Misalnya melakukan hal-hal kecil dengan membuat video edukasi seperti konten-konten yang positif di media sosial, karena dengan media sosial yang bersifat universal sehingga dapat menjangkau luas ke hampir lapisan masyarakat. Meningkatkan lietrasi dan relasi akan membantu generasi muda untuk mengembangkan diri.

Penulis: Siti Aida Nurul Izma,Presiden BEM FKIP Universitas Safin Pati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *