
Memicu Kegaduhan di Sragen, Pemuda Korban Lakalantas Akui Sebarkan Hoaks (Foto: Dok Humas Polres Sragen)
SRAGEN, KanalMuria – Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama menegaskan informasi pembacokan dan penganiayaan terhadap salah satu korban tabrak lari merupakan berita bohong atau hoaks. Penyebaran isu hoaks tersebut disampaikan langsung Topik Mulya Pradana, 21, korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang juga warga perguruan silat.
“Fakta ini harus diketahui masyarakat, bahwa terkait informasi adanya pembacokan, penganiayaan oleh perguruan tertentu, atau menyebut nama tertentu itu tidak benar. Yang benar adalah peristiwa tabrak lari murni kecelakaan lalu lintas. Atas kejadian ini kami akan fokus mencari keberadaan mobil tersebut untuk mencari orang yang melakukan tabrak lari tersebut,” kata AKBP Piter dalam konferensi pers, Kamis (02/02).
Dia menjelaskan, hoaks tersebut disebarkan Topik yang merupakan warga Kabupaten Karanganyar, karena kesal atas peristiwa yang menimpa Kordiyanto, 21, adiknya hingga meregang nyawa. Topik diketahui menyebarkan hoaks bahwa dirinya sengaja ditabrak seseorang menggunakan mobil Avanza dan menyebabkan adiknya meninggal dunia di tempat.
“Selanjutnya, penumpang yang ada di mobil Avanza tersebut keluar, lalu melakukan pembacokan serta penganiayaan. Namun yang ditampilkan dalam video itu ternyata hanyalah skenario atau karangan Topik untuk menarik simpati,” lanjut Kapolres Sragen.
Video hoaks tersebut bahkan sempat viral dan memicu amarah sesama anggota Perguruan Silat Setia Hati Terate. Kelompok perguruan silat itu sempat melakukan konvoi aksi solidaritas menuntut keadilan di Sragen.
Adanya perkara itu, pihak kepolisian lantas melakukan investigasi. Hingga pada akhirnya, Topik mengakui perbuatannya secara sukarela.
Topik juga menyertakan bukti visum et repertum dari RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Dari hasil visum tersebut, baik Topik maupun Kordiyanto tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada sayatan senjata tajam.
Selanjutnya, Polres Sragen melakukan olah TKP dan mendapati adanya kesimpang siuran dalam olah kejadian laka lantas tersebut. Hal itu memantik petugas melakukan investigasi terhadap Topik.
Dari hasil pemeriksaan kesehatan, korban Topik dinyatakan teler karena minuman keras dan dinyatakan positif menggunakan pil koplo, atau dalam kondisi teler setelah mabuk meminum obat keras jenis tertentu.
“Dari peristiwa itu, saat korban jalan bersama rekan-rekannya di wilayah Sragen dalam kondisi masih mabuk. Akhirnya dia tertabrak oleh mobil yang diduga Avanza dan kemudian kabur tersebut,” jelas Kapolres.
Atas adanya pengakuan itu, AKBP Piter menegaskan peristiwa itu murni kecelakaan. Serta tidak ada penganiayaan seperti yang disampaikan Topik.
Sementara itu, Topik menyampaikan permohonan maafnya di depan khalayak. Dia mengaku telah menyebarkan hoaks melalui media sosial maupun sejumlah grup PSHT.
“Tidak ada pembacokan, penganiayaan dan tidak ada orang keluar dari Avanza untuk melakukan tindakan itu. Yang benar, setelah ditabrak, mobil Avanza tersebut langsung lari,” jelas Topik yang juga didampingi ketua perguruan PSHT.
Kapolres menambahkan, pihaknya akan fokus mencari keberadaan mobil tersebut. “Kami akan fokus mencari keberadaan mobil tersebut untuk mencari orang yang melakukan tabrak lari tersebut,” imbuhnya. (iby/ok)