Home » LP-PAR Mengajak Cegah Kekerasan Lewat Kelas Pranikah
LP-PAR Mengajak Cegah Kekerasan Lewat Kelas Pranikah

LP-PAR Mengajak Cegah Kekerasan Lewat Kelas Pranikah (Foto: Dok Timkom Pemkot Pekalongan)

KOTA-PEKALONGAN, KanalMuria – Lembaga Perlindungan Perempuan, Anak dan Remaja (LP-PAR) Kota Pekalongan berupaya mencegah kekerasan seksual di Kota Pekalongan. Salah satunya melalui Kelas Persiapan Pranikah berkolaborasi dengan Komunitas Ayo Taarufan di Gedung Diklat Kota Pekalongan, Minggu (21/05).

Kepala LP-PAR DPMPPA Kota Pekalongan, Nur Agustina mengungkapkan melalui Kelas Persiapan Pranikah ini dicoba mengadvokasi tentang UU Perkawinan sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual yang marak terjadi.

“Terkadang hal ini menjadi penyebab terjadinya perkawinan anak akibat sudah hamil atau melahirkan. Selain itu juga disampaikan tentang UU Tindak Pidana Kekerasan,” kata Agustin.

Untuk itu, Agustin meminta Gusnif mendorong persiapan pernikahan dari sudut pandang agama Islam. Pusat Pendidikan Keluarga Berbasis Masyarakat PUSPAGA ELPePar (PPKBM PUSPAGA ELPePar) DPMPPA menginisiasi program tiga layanan. Salah satunya kelas persiapan pranikah, kelas pendidikan keluarga, dan konseling pengasuhan anak serta disharmonisasi keluarga.

“Melalui kelas pranikah ini kita dorong agar mahasiswa dapat memahami tentang undang-undang sebuah perkawinan. Perkawinan memerlukan persiapan banyak hal supaya bisa menghasilkan keluarga yang memiliki daya tahan cukup tinggi dan menghasilkan kualitas SDM masa depan yang lebih baik,” ungkap Agustin, dikutip dari pekalongankota.go.id.

Melalui kegiatan PUSPAGA ELPePar perdana, Agustin menyampaikan untuk kursus pranikah biasanya dilakukan oleh BP4 dan KUA, tetapi bagi yang sudah mendaftarkan pernikahan.

Kalau kelas persiapan pranikah ini lebih mendorong adanya kesadaran bahwa pernikahan membutuhkan kesiapan sehingga kekerasan seksual dapat dicegah dan pemberian pendidikan seks ke anak.

“Melalui kegiatan ini audiensnya bisa remaja atau karang taruna bahkan semua level yang dalam waktu dekat belum tentu akan menikah tapi menjadi upaya untuk menunda usia perkawinan,” tandas Agustin.

Sementara itu, Founder Ayo Taarufan, Abdurahman Hadiyanto menerangkan, Ayo Taarufan merupakan komunitas yang mendiskusikan tentang persiapan menikah, ilmu pernikahan dan membangun rumah tangga, ilmu parenting dan keluarga.

“Bagaimana teman-teman muda ini merencanakan pernikahan, memilih calon pasangan, dan yang sudah menikah pun tetap bisa ikut forum kami. Di sini dibahas hak dan kewajiban suami serta istri dalam perspektif Islam. Bagaimana kemudian Islam mengatur hal tersebut sehingga tercipta keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah,” terang Maman, sapaan akrabnya.

Maman menyebutkan, untuk sementara pembimbing Ayo Taarufan adalah Gusnif. Kalau pendamping sesuai tema yang diangkat, kali ini tentang perempuan karena tengah marak isu perceraian.

“Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak salah satunya DPMPPA dan kepolisian. Setiap bulannya kami gelar kajian dan sampai saat ini member kami berjumlah 700 orang,” ujar Maman. (jt/ion)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *