Home » Lewat Seni Kriya, Guru PAUD Didorong Ciptakan Media Belajar
Lewat Seni Kriya, Guru PAUD Didorong Ciptakan Media Belajar

Lewat Seni Kriya, Guru PAUD Didorong Ciptakan Media Belajar (Foto: Dok Timkom Pemkot Pekalongan)

PEKALONGAN-KOTA, KanalMuria – Sebagai rangkaian kegiatan Karnaval Pendidikan HUT IGTKI PGRI ke-73, sebanyak 88 perwakilan guru pendidik dari seluruh lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-kota Pekalongan mengikuti workshop seni kriya bersama Bunda PAUD Kota Pekalongan sekaligus salah satu produsen produk kerajinan tangan, Inggit Soraya, Jumat (05/05) di aula B Kantor Dinas Pendidikan setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Inggit mempraktikkan bagaimana membuat produk bernilai bahkan berdaya jual dengan menggunakan limbah kain perca yang dipadukan dengan teknik menyulam.

“Pelatihan ini merupakan tindak lanjut Bengkel Seni yang sudah kita resmikan beberapa waktu lalu. Seni kerajinan sulam ini bisa diaplikasikan pada baju, kerudung, dompet, tas dan lainnya, cukup dengan teknik sulam dasar yakni feston,” tutur Inggit, dikutip dari pekalongankota.go.id.

Di samping itu, seni kriya ini juga ditujukan supaya guru lebih kreatif baik dalam membuat media pembelajaran atau produk belajar lain yang bisa dicontohkan anak.

“Dengan bahan bekas atau dikenal dengan loose part bisa dibuat pola huruf, angka atau lainnya, yang biasanya dari selembar kertas polos mengenal abjad, dengan media kain perca mereka akan lebih tertarik, dan nilai loose part bisa lebih dikenalkan untuk anak-anak,” imbuhnya.

Sementara itu, peserta workshop seni kriya, Khusnul Khotimah dari TK Sudirman 3 mengaku sangat antusias sebab menjadi kali pertama guru TK mendapat pelatihan menyulam.

Menurutnya tidak hanya bermanfaat untuk anak didiknya, kompetensi ini juga sangat berguna untuk dirinya sendiri selain itu juga bisa ditularkan ke wali siswa.

“Jadi bahan yang dipakai ini kain perca ditempel kain keras, kemudian disulam di media yang kita inginkan, ini saya tempel di kerudung. Sebelumnya kita juga sudah kenalkan ke murid kami, tetapi hanya sistem gunting tempel menghias vas atau gerabah, sehingga ini menjadi sesuatu yang baru,” ujar Khusnul. (jt/ion)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *