
Lestarikan Tradisi, Warga Lamuk Gunung Gelar Sadranan (Foto: Dok MC Temanggung)
TEMANGGUNG, KanalMuria – Sadranan atau nyadran adalah salah satu tradisi Jawa kuno turun temurun diwariskan nenek moyang yang dilestarikan sampai saat ini. Tradisi ini masih sering dilaksanakan di beberapa daerah, terutama termasuk di antaranya di Kabupaten Temanggung.
Nyadran juga dilakukan masyarakat Lamuk Gunung, Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Rabu (08/02). Kegiatan ini diisi dengan berbagai macam kesenian tradisional, tarian khas, upacara adat, kirab arak-arakan bergodo dan drumband anak-anak TK Pertiwi.
Mengutip dari laman temanggungkab.go.id, Sadranan Lepen atau sungai yang ada di Lamuk Gunung ini sudah dilakukan bertahun-tahun dan turun temurun dari nenek moyang sampai saat ini. Dengan dikemas sedemikian rupa, sehingga budaya Sadranan ini menarik animo masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Temanggung Saltiyono Atmadji.
“Sadranan ini sudah menjadi event desa dan nanti kita tingkatkan lagi agar lebih besar lagi. Sehingga minat dan antusias masyarakat meningkat, even perpaduan antara seni tradisional dan modern seperti ini bisa mendatangkan wisatawan, baik masyarakat lokal maupun warga masyarakat Temanggung,” tutur Saltiyono, seperti dikutip dari laman temanggungkab.go.id.
Saltiyono mengatakan, kegiatan seperti Sadranan ini sudah berjalan di beberapa tempat di Kabupaten Temanggung. Di mana warga memadukan unsur tradisi dan budaya, mampu mendatangkan banyak orang dan dirasakan manfaatnya. Mulai dari pengelolaan parkir kendaraan, penyewaan tempat jualan, seperti yang digelar di Tuksari, Kecamatan Ngadirejo dan Cepit Pagergunung, Kecamatan Bulu.
“Temanggung ini kaya akan budaya dan kesenian. Termasuk di Legoksari ini, yang sudah masuk register. Itu belum ada seperempatnya dari 2.500 kelompok seni yang terdaftar di dinas. Padahal saya percaya ada lebih dari 10 kelompok seni, baru terdaftar dua atau tiga. Itu artinya yang ada di jauh, di sana itu, banyak sekali leluhur kita itu orang-orang seni,” imbuhnya.
Saltiyono mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini, karena diyakini setiap desa yang ada di Temanggung ini pasti mempunyai acara Sadranan. Baik itu Sadranan Sarean, Pepunden, Kali, Merti Bumi dan masih banyak lainnya. (jt/ok)