Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Pati sepanjang tahun 2025 menunjukkan tren peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Data dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Dinsosp3akb Kabupaten Pati mencatat jumlah laporan yang diterima lebih banyak daripada tahun sebelumnya.
Sepanjang 2025, UPTD PPA menerima dan menangani 113 laporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, naik signifikan dari 81 kasus yang tercatat pada 2024. Kenaikan ini menunjukkan adanya perubahan pola dalam pelaporan kasus di masyarakat.
Kepala UPTD PPA Kabupaten Pati, Hartono, menjelaskan bahwa peningkatan ini bukan semata-mata mencerminkan lebih banyaknya kekerasan, tetapi juga meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melapor ketika mengalami atau mengetahui kejadian kekerasan. Perubahan persepsi ini menjadi salah satu faktor utama di balik lonjakan jumlah laporan.
Data yang dihimpun menunjukkan bahwa sebagian besar laporan kasus sepanjang tahun ini masih didominasi oleh kekerasan terhadap anak, termasuk bentuk-bentuk kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan dan kekerasan seksual. Kasus kekerasan dalam rumah tangga serta kekerasan terhadap perempuan juga menyumbang porsi yang tidak kecil dari keseluruhan laporan.
Hartono berharap peningkatan jumlah laporan dapat ditindaklanjuti dengan program-program pencegahan yang lebih efektif serta dukungan layanan yang lebih kuat bagi korban. Menurutnya, pemahaman masyarakat tentang apa itu kekerasan dan bagaimana cara melaporkannya masih perlu diperluas.
Pihak berwenang juga menekankan pentingnya keterlibatan orang tua, sekolah, dan komunitas dalam upaya mencegah kekerasan sejak dini. Edukasi dan sosialisasi yang intensif dianggap kunci untuk meminimalkan kejadian serupa di masa depan serta memberikan rasa aman terhadap anak-anak di lingkungan keluarga dan sosial. (*)
