Home » Lakukan Penyerangan di Kantor MUI Pusat, Pelaku Tewas di Puskesmas
Lakukan Penyerangan di Kantor MUI Pusat, Pelaku Tewas di Puskesmas

Lakukan Penyerangan di Kantor MUI Pusat, Pelaku Tewas di Puskesmas (Foto: Dok Polri)

JAKARTA, KanalMuria – Insiden penembakan terjadi di Kantor Majelis Ulama Indonesia Pusat di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (02/05) siang. Akibatnya, dua pegawai MUI mengalami luka-luka.

Sementara pelaku penembakan, Mustopa, 60, tewas usai melakukan penyerangan. Saat ini, jenazah pelaku telah dibwa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi guna mengetahui penyebab kematiannya.

“Dari hasil autopsi itu baru diketahui penyebab meninggalnya kenapa. Karena di dalam tasnya ditemukan barang-barang seperti obat-obatan, buku rekening dan beberapa lembar surat-surat,” jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kompol Komarudin.

Dia mengungkapkan, pelaku asal Lampung itu sempat lari keluar kantor, namun berhasil ditangkap petugas. Pelaku penembakan yang mengenakan baju kotak-kotak tersebut diringkus dalam kondisi tidak sadar dan kemudian dibawa ke polsek terdekat.

Karena masih tidak sadar, pelaku lantas dibwa polisi ke Puskesmas Menteng. “Dokter Puskesmas Menteng menyatakan bahwa pelaku sudah dalam keadaan meninggal,” lanjutnya.

Sementara itu, pelaku diketahui juga membawa surat yang ditujukan kepada Ketua MUI. Adapun isi surat tersebut adalah sebagai berikut.

Assalamualaikum Wr Wb, Dengan hormat, bapak Ketua MUI saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya bapak mau saya ajak nomor satukan umatnya biar keinginan Tuhan terwujud dan Rasul atau Nabi Muhammad SAW merasa senang melihat umatnya bersatu.

Seandainya Nabi bisa menampakan wujudnya, Nabi yang mengeluh dan memohon kepada bapak supaya bapak mau mempersatukan dunia atau kita semua bukan saya.

Jadi kalau Bapak menolak saya, berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan umatnya yaitu kita semua, maka dari itu bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul.

Bapak kan tahu Rasul sangat sayang kepada umatnya, Bapak Ketua mengenai pernyataan saya selaku wakil Nabi saya sudah 4 kali diproses di Lampung bahkan saya tidak dikatakan mengada-ada ada atau merekayasa atau bohong, lebih jelasnya bapak cek lagi menurut hukum agama Quran dan hadist.

Bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak Bapak ketua seandainya Rasul datang kepada saya secara bertamu untuk menampakkan wujudnya pasti saya tolak. Saya tidak sanggup.

Di 2003 saya sadar saya adalah orang yang diutus kalau saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya Tuhan mengutus waktu Nabi bisa lebih dari satu saya tidak kerja nanti Tuhan mengutus lagi.  Sedangkan saya diancam oleh firman Tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja.

Saya yakin dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya, tidak akan terjadi bersatu, leher saya bisa dipenggal kalau pendapat saya salah. Jadi tolong Pak, jangan sembunyikan kemampuan saya, umat sangat membutuhkannya, Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban Bapak secara langsung.

Dan kalau bapak mengindahkan harapan saya, berarti Bapak mengindahkan harapan Rasul atau Nabi Muhammad SAW.  Sekali lagi saya mohon kepada bapak jangan kecewakan Rasul. Mari kita mempersatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat umatnya bersatu. Sekian. Wassalamu’alaikum Wr Wb. (iby/soe)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *