
Kontes Bonsai Sragen, Naikkan Nilai Jual dari Ratusan Juta Hingga Miliaran Rupiah (Foto: Dok Diskominfo Sragen)
SRAGEN, KanalMuria – Pameran Bonsai merupakan event yang pertama kainya digelar dalam seluruh rangkaian kegiatan Hari Jadi Sragen yang ke-277. Selain Pameran Bonsai telah dilakukan pula penilaian Lomba K3 Kantor OPD, Kecamatan dan Permukiman mulai tanggal 2-11 Mei mendatang.
Event Pameran Bonsai kali ini merupakan event berskala Nasonal yang di helat kedua kalinya setelah pandemi Covid -19 dan pesertanya datang dari berbagai daerah yang ada di Pulau Jawa.
Hani Susanto Koodinator Umum Panitia Bonsai Sragen mengatakan, selain Pameran Bonsai pada ajang ini juga ada Bursa Bonsai. Dimana dari 10 stand yang ada, juga menjual berbagai pot, tanaman hias, tanaman bonsai, pernak-pernik kaos dan souvenir.
Hani yang juga sebagai kolektor bonsai menerangkan kriteria penilaian bonsai dinilai dari gerak dasar penataan perantingan, cabang dan harus rapi seperti salah satu pemenang Best In show Anting Putri.
Menurut Hani, dilihat dari segi ekonomi harga bonsai akan menjadi nilai jual yang tinggi, saat bonsai diikutkan dalam sebuah kontes. Seperti yang masuk Best In Show itu pasti yang terbaik dari seluruh bonsai yang ada.
“Untuk harga tidak ada batasan tergantung dari pemiliknya. Best In Show ini pernah dijual dengan harga di atas Rp 1 miliar. Yang Rp 500 juta juga ada dan Rp 200 juta pun ada,” terangnya, dikutip dari sragenkab.go.id.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, jumlah peserta kali ini lebih sedikit dikarenakan adanya Pameran Bonsai dengan skala yang lebih kecil (peserta dari lokal) yang digelar di wilayah Gemolong. Tidak seperti di Alun-alun Sragen yang menggelar Pameran dengan skala Nasional.
Saat ditanya mengenai keikutsertaanya di pameran Bonsai, Bupati Yuni terlihat gembira dan antusias. “Oh, Ada satu pohon yang ikut pamean dan masuk di kelas utama. Jenisnya Klampis Arabica. Jadi bonsainya sudah kali kedua mengikuti pameran seperti ini,” ucapnya senang.
Ia menerangkan di Sragen terdapat sejumlah perajin bonsai yang tesebar di beberapa wilayah seperti Plupuh dan Sambungmacan. Menurutnya para perajn ini membudidayakan sendiri bonsainya dan dengan kesabarannya itu bisa menjadikan penghasilan yang tidak sedikit.
“Tadi saya lihat di belakang (Bursa Bonsai) ada yang laku sampai Rp 50 juta. Dengan usia 10 tahun. Jadi untuk menjadi bonsai yang sedemikian rupa kuncinya harus abar. Jika sekarang laku dua atau tiga bonsai saja pengasilannya sudah lebih tinggi dari gaji Bupati. Sebelumnya juga ada tiga bonsai dijual dengan harga Rp 410 juta. Dan bonsai itu milik warga Sragen. Sangat luar biasa.” ujarnya.
Bupati menginginkan hasil penjualan bonsai agar bisa disampaikan sesuai dengan harga yang terjual dengan harapannya bisa menghitung perputaran uangnya dan ke depan pemberlakuan pajak pembelian akan dilakukan untuk kepentingan masyarakat Sragen. (jt/ok)