
KUDUS, Kanalmuria.com-Kudus memiliki warisan budaya nusantara yang tak ternilai harganya, namun keberadaannya kini terancam punah yaitu caping kalo yang merupakan kerajinan khas “Kota Kretek”.
Peran caping kalo Kudus sebagai warisan budaya semakin ditinggalkan seiring dengan perkembangan zaman.
Caping kalo hanya digunakan pada momen- momen tertentu saja, sebagai aksesoris pelengkap yang disematkan pada baju adat wanita Kudus.
Salah satu perusahaan rokok di Kudus PT Nojorono Tobacco Internasional (NTI), tergerak dan berupaya untuk melestarikannya.
PT NTI berusaha mengangkat eksistensi dankembali mempopulerkan warisan leluhur tersebut melalui persembahan budaya “Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo” pada Sabtu (27/4/2024) malam.
Nojorono menggandeng seniman lukis Iwan Sulistyo, maestro pianis Ary Sutedja, serta maestro tari serba bisa Didik Nini Thowok.
Pianis Indonesia Ary Sutedja mendapatkan kesempatan pertama dalam pentas budaya yang merupakan rangkaian acara dari peluncuran Tari Cahya Nojorono karya Nini Thowok yang dipersembahkan oleh PT NTI.
Mengenakan kebaya putih dengan aksesoris caping kalo, Ary Sutedja berkolaborasi dengan penyanyi seriosa asal Yunani Christhophoros Stamboglis.
Suasana hening begitu terasa, kedua maestro itu sukses memukau tamu undangan di Pendapa Kabupaten Kudus dengan sejumlah judul lagu dibawakan dengan konsep musik klasik.
Direktur PT NTI Arief Goenadibrata mengatakan, Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya.
Hal ini merupakan tanggung jawab bersama untuk terus menjaga kelestariannya.
Nojorono Kudus berkomitmen untuk memberdayakan siapapun yang ingin mempelajari warisan sejarah khas Kudus, yaitu caping kalo.