Home » Kisah Korban Gempa Cianjur yang Juga Menjadi Relawan
Kisah Korban Gempa Cianjur yang Juga Menjadi Relawan

Kisah Korban Gempa Cianjur yang Juga Menjadi Relawan (Foto: Dok BNPB)

CIANJUR, KanalMuria – Bencana gempa dengan magnitudo 5,6 yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11), menyebabkan puluhan ribu unit rumah rusak. Serta tercatat lebih dari 100 ribu orang mengungsi, baik yang ada di pengungsian terpusat maupun mengungsi mandiri.

Di antara warga yang mengungsi, terdapat sebagian warga yang turut tergerak menjadi relawan untuk membantu sesama warga Cianjur yang alami kesulitan. Salah satunya Febby, mahasiswi yang tinggal di Desa Sukaratu Kecamatan Gekbrong. Dia dan keluarga merupakan salah satu korban terdampak.

“Rumah saya ambruk karena gempa, alhamdulillah keluarga selamat semua,” ucap Feby di Gudang Bale Rancage Cianjur, Jawa Barat, Selasa (29/11).

Dia mengaku, langsung mendirikan tenda darurat di sekitar rumahnya sebagai tempat untuk mengungsi. “Hingga hari ini mengungsi di tenda yang kami bangun sendiri bersama tetangga lainnya sekitar 40 orang,” jelasnya, seperti dilansir dari laman bnpb.go.id.

“Untuk kebutuhan sehari-hari, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak,” imbuh Febby.

Melihat besarnya dampak yang diakibatkan oleh gempa kali ini, dia bersama warga terdampak lainnya berinisiatif menjadi relawan untuk terlibat dalam penanganan bencana. “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, sehingga saya berkeinginan menjadi relawan,” ujar Febby

“Papah saya juga seorang Babinkamtibmas, jadi kami sama-sama turut membantu masyarakat, meski keluarga kami terkena dampak,” lanjutnya.

Sementara itu Bunda Euis warga Desa Sayang Kecamatan Cianjur yang keluarganya terdampak, melakukan hal serupa. “Meskipun kami juga penyintas, kami dengan senang hati membantu warga terdampak,” kata Bunda Euis.

“Sebagai sesama warga Cianjur, melihat warga kita mengalami kesusahan, tentu tergugah untuk membantu,” tambahnya.

Dia menjelaskan, masih banyak relawan yang juga sebagai penyintas yang turut melakukan penanganan darurat ini. “Di gudang ini setidaknya ada tujuh orang yang seperti kami, begitupun di tempat lainnya masih ada,” ujar Euis.

Keduanya bertugas sejak hari Selasa (22/11) hingga Selasa (20/12) di Gudang Logistik Bale Rancage, untuk mengatur alur keluar masuk barang dan mendistribusikan bantuan baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat kepada warga yang membutuhkan.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo selaku yang membidangi relawan, menjelaskan hadirnya relawan dari Cianjur maupun luar Cianjur sangat membantu dalam penanganan bencana.

“BNPB mendata hingga kini sudah terdata sekitar 10 ribu relawan yang telah berkontribusi dalam penanganan Cianjur. Setiap harinya yang bergerak sekitar 4 ribuan dengan berbagai klaster sesuai kemampuan relawan masing-masing,” kata Pangarso di Pendopo Bupati Cianjur.

Dia mengatakan, antar relawan yang baru datang agar berkolaborasi, baik dengan relawan maupun personel lain, agar penanganan bencana berjalan baik.

“Relawan lokal sebagai penghubung dengan relawan luar Cianjur. Relawan luar belum tentu paham lokasi dan adat kebiasaan setempat, sehingga untuk mengurangi kesalahpahaman dengan warga lokal,” ujarnya.

Pangarso berharap kepada para relawan, selain membantu penanganan bencana juga harus menjadi relawan anti hoaks. “Relawan yang hadir di Cianjur adalah relawan penanggulangan bencana yang hebat. Sekaligus sebagai agen anti hoaks, jangan sampai relawan ikut menyebarkan hoaks,” harapnya. (tra/ion)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *