Nyeri Cacar Api Bisa Seperti Ditusuk Pisau, Dokter Reisa: Kini Ada Vaksinnya (Foto: Dok. Solopos)
SOLO, Kanalmuria.com– Pada Kamis, 14 November 2024 Reisa membagikan pengalamannya di Shingles Health Talk for Seniors in Solo, bertajuk Living Healthy is Living Happy di The Sunan Hotel. Reisa Broto Asmoro, seorang spesialis kulit berbagi pengalamannya terserang cacar air.
Akibat kekebalan tubuh yang menurun, penyintas cacar air dapat mengalami cacar api atau herpes yang disebabkan oleh virus yang sama. Cacar api dapat menyebabkan rasa sakit yang mirip dengan ditusuk dengan pisau.
Reisa mengatakan bahwa cacar air biasanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Di masa lalu, orang-orang berpendapat bahwa ketika mereka mendengar bahwa seseorang menderita cacar air, mereka harus mendekatinya agar orang lain yang belum pernah menderita bisa tertular.
Dia mengklaim bahwa virus varicella-zoster tetap ada di tubuh sepanjang masa. Orang yang pernah menderita cacar air dapat mengalami cacar api saat daya tahan tubuh mereka menurun.
Dokter Reisa sering merawat pasien cacar api yang lebih tua. Pasien-pasien ini baru datang ke dokter setelah 72 jam, sehingga mereka tidak dapat menerima antivirus dan hanya dapat mengatasi rasa sakitnya.
Dia menjelaskan bahwa cacar api tidak hanya membuat seseorang terlihat buruk, tetapi juga menyebabkan nyeri. Bahkan pasiennya pernah mengatakan bahwa mereka merasakan rasa sakit yang mirip dengan ditusuk pisau.
Cacar api, juga dikenal sebagai herpes zoster, sering kali menimbulkan rasa sakit yang sangat tajam, seperti ditusuk pisau. Penyakit yang disebut postherpetic neuralgia awalnya muncul sebagai ruam kulit yang sangat menyakitkan dan bisa berlangsung lama setelah ruam hilang. Kabar baiknya, vaksin yang dapat membantu mencegah penyakit ini saat ini tersedia.
Dokter Reisa Broto Asmoro, seorang tenaga medis yang sering berbagi informasi kesehatan kepada masyarakat, mengatakan bahwa vaksinasi terhadap herpes zoster atau cacar api kini dapat mencegah penyakit yang sangat menyakitkan ini, terutama bagi orang yang berisiko tinggi, seperti orang yang lebih tua atau mereka yang memiliki masalah sistem imun. (ARP/KRA)
