PATI, Kanalmuria.com—Musim kemarau panjang di 2024 ini berdampak pada semakin meluasnya kekeringan di Kabupaten Pati. Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, ada 53 Desa dari 9 Kecamatan terdampak.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Martinus Budi Prasetya mengatakan sejauh ini pihaknya tetap menyalurkan air bersih ke daerah terdampak kekeringan.
Bantuan air bersih juga berasal dari kelompok relawan dan juga CSR beberapa perusahaan yang ada di Pati. “Kita ke sana (daerah terdampak) juga terbantu dengan kehadiran kelompok relawan. Ada juga CSR dari perusahaan dan perbankan,” papar Budi.
Dengan adanya bantuan dari berbagai relawan, pihaknya mengharapkan agar layanan dropping bisa mencukupi daerah yang betul-betul membutuhkan pasokan air bersih.
“Harapannya memang layanan dropping bantuan air bersih bisa mencukupi seluruh desa yang terdampak kekeringan,” lanjutnya.
Sementara itu Pj. Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko menegaskan makan dan minum rakyat nomor satu. “Pemenuhan makan-minum rakyat adalah nomor satu. Jadi tidak boleh ada yang kurang,” tandas Sujarwanto.
Pj. Bupati mengharap agar seluruh elemen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dapat bekerja sama secara optimal dalam menangani bencana kekeringan.
Sujarwanto menekankan kembali agar rakyat harus dapat menikmati pasokan air bersih. Terutama untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kita akan putuskan sebagai darurat bencana kekeringan. Sehingga bisa mengakomodasi semua kebutuhan masyarakat. Semua kekuatan dari semua unsur harus bisa lebih berbuat optimal lagi. Kita tidak mau ada rakyat kita yang tidak minum, tidak menikmati air bersih,” pungkasnya.
Karena tidak bisa memprediksi hingga kapan kemarau berakhir, BPBD juga mempersiapkan untuk mengantisipasi kekeringan di wilayah Pati.
“Kita tetap siapkan untuk mengantisipasi barangkali memang kemarau ini sampai dengan Oktober tahun 2024,” tandas Budi di akhir pembicaraan.
