
Kapolri: Tindak Tegas Polisi Terlibat Sindikat Jual Beli Ginjal (Foto: Dok Humas Polri)
JAKARTA, KanalMuria – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, menegaskan tidak pernah ragu menindak anggota kepolisian yang melakukan tindak pidana, termasuk dalam kasus sindikat jual beli ginjal.
“Baik sindikatnya maupun oknum Polri-nya sendiri kami proses, kami proses pidana. Kalau masalah itu kami enggak pernah ragu-ragu,” tegas Kapolri usai menghadiri acara Pembekalan Calon Perwira Remaja TNI/Polri 2023 di Jakarta, Jumat (21/07).
Jenderal Pol. Listyo Sigit menyampaikan, jajarannya terbuka dalam memproses kasus sindikat jual beli ginjal dan oknum aparat yang terlibat melindungi sindikat tersebut.
“Kan kami proses, makanya kami sampaikan toh, bahwa selain ada sindikat terus kemudian ada oknum Polri yang saat itu dimintakan tolong oleh sindikat untuk minta perlindungan dengan harapan kasusnya dihentikan, namun kan semua kami proses,” jelas Jenderal Pol. Listyo Sigit.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus perdagangan ginjal. Sebanyak 12 orang pun telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Dua di antaranya merupakan petugas Imigrasi dan personel Polri.
Sebelumnya, Polisi mengungkapkan adanya oknum anggota Polisi yang terlibat dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penjualan ginjal yang dilakukan di Kamboja.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Hengki Haryadi mengatakan, bahwa oknum anggota Polisi berinisial Aipda M berperan merintangi proses penyidikan.
“Oknum anggota Polri atas nama Aipda M, ini anggota yang berusaha mencegah, merintangi, baik langsung maupun secara tidak langsung proses penyidikan yang dilakukan oleh tim gabungan,” ujar Kombes Pol. Hengki, Kamis (20/07).
“Yaitu dengan cara menyuruh membuang Hp, berpindah-pindah tempat, pada intinya adalah menghindari pengejaran dari pihak kepolisian,” sambungnya.
Dalam kasus tersebut, total terdapat 12 orang yang ditetapkan sebagai tersangka yakni berinisial MAF, R, DS, HA, ST, H, HS, GS, EP, LF, Aipda M, dan oknum anggota imigrasi berinisial AH.
Selain itu, Ia juga menyampaikan bahwa oknum anggota Aipda M turut menerima uang dari para tersangka yang terlibat dalam kasus TPPO penjualan ginjal itu.
“Yang bersangkutan menerima uang sejumlah Rp 612 juta, ini menipu pelaku-pelaku ini yang menyatakan yang bersangkutan bisa mengurus agar tidak dilanjutkan kasusnya,” terangnya.
Atas perbuatannya, hukuman Aipda M diperberat dengan jeratan Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang juncto Pasal 221 ayat (1) ke 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Obstruction of justice atau perintangan penyidikan).
“Kemudian satu orang tersangka dari oknum imigrasi atas nama A. Ini dikenakan pada Pasal 2 dan Pasal 4 juncto Pasal 8 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007, yaitu setiap penyelenggara negara yang menyalahgunakan kekuasaan, yang mengakibatkan terjadinya tindak pidana perdagangan orang. Ini ancamannya ditambah 1/3 kalau penyelenggara ini di sini pasal-pasal pokok,” jelasnya. (ok/soe)