
Kapolda Jateng Imbau Masyarakat Rayakan Lebaran Tanpa Petasan (Foto: Dok MC Batang)
BATANG, KanalMuria – Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Batang untuk tidak bermain atau menyalakan petasan selama Ramadan 2023 ini. Banyaknya korban karena petasan ini, yang terakhir terjadi di Kebumen, jika melihat videonya benar-benar sangat memprihatinkan. Dia yang merakit sendiri dan petasannya sendiri yang merenggut nyawanya.
Belajar dari kasus tersebut Polda Jateng melarang adanya petasan selama bulan Ramadan. Apalagi pada malam takbiran dan sesudah salat Idul Fitri jangan ada petasan.
“Kami mengimbau masyarakat dalam menghormati bulan Ramadan tidak usah pakai petasan biar tertib dan nyaman bagi orang lain,” kata Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi usai konferensi pers di Polres Batang, Selasa (11/04).
Mengutip dari batangkab.go.id, adanya larangan ini supaya tidak ada kejadian lagi seperti beberapa waktu lalu terulang kembali di Kabupaten Batang saat bulan Ramadan.
Ia memberikan gambaran tersebut untuk mengingatkan kepada masyarakat agar tidak kembali terjadi untuk sekian kalinya. Karena petasan bisa merenggut nyawa sendiri dan nyawa orang lain.
Tidak hanya itu, Kapolda Jateng mengintruksikan juga untuk Polres Batang menggelar operasi petasan selama bulan Ramadan ini dan nanti para pelaku harus ditindak tegas.
Kapolda Jateng menyampaikan penggunaan bahan peledak berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 ancamannya berat.
“Barang siapa dengan sengaja memasukkan ke Indonesia, yang menggunakan, membawa, menyimpan, dan yang membuat terkait dengan bahan peledak ancamannya hukuman mati, seumur hidup, dan maksimal 20 tahun. Jadi tolong masyarakat untuk tahu tentang undang-undang tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, bahwa Lebaran tahun ini tidak usah merayakannya dengan petasan. Masih ada kegiatan positif yang bisa dilakukan seperti bersilaturahmi kepada keluarga dan teman.
Hal ini untuk menjaga keamanan dan keselamatan bersama-sama, terlebih sejumlah peristiwa ledakan yang dipicu bahan peledak untuk membuat petasan terjadi di Jawa Tengah.
“Terkait dengan petasan ini, masyarakat, tolong untuk dieliminir, kalau itu merupakan budaya mari kita ubah budaya tersebut agar tidak mengancam bahkan mengakibatkan korban jiwa,” ujar dia. (jt/ok)