
Keluarga korban kapal karam di perairan Batam (Istimewa)
GROBOGAN, KanalMuria – Kapal boat pancung pengangkut Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal diketahui karam di perairan Nongsa, Kota Batam, Senin (14/11). Hingga saat ini, tim SAR masih mencari enam orang yang hilang akibat tenggelamnya kapal boat pancung.
Salah satu korban meninggal dunia diketahui bernama Sulipah, 38, berasal dari Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Informasi salah satu korban meninggal itu diketahui dari anak korban, Anis Sekar Arum.
“Baru dengar kabar kapal mama karam dari TikTok, Selasa (15/11) sore. Terus saya komen, lalu dimintai nomor WhatsApp dari salah satu akun. Kemudian saya cari informasi dari akun tersebut,” jelas Anis, Kamis (17/11).
Sulipah diketahui bertolak dari kampung halaman bersama Abdul Mahesa, 4, anak bungsunya pada Jumat (11/11) menuju ke Batam untuk transit. Selanjutnya, dia akan menuju ke Malaysia menggunakan transportasi laut pada Selasa (15/11).
“Mama sudah 15 tahun di Malaysia. Mama pulang dengan adik ke kampung pada bulan puasa tahun ini,” kata Anis ketika dihubungi.
Orang tua Sulipah, Jono, mengaku sudah mendapat firasat sebelum insiden tersebut terjadi. Dia sering merasa was-was ketika ditinggal putrinya pergi meski hanya sebentar. Sebelumnya, korban mengatakan kepada orang tuanya, ingin bekerja di desa agar bisa dekat dengan keluarga.
Sementara menurut Anis, ibunya memang sudah mulai merintis usaha dengan mendirikan warung di area Pasar Kliwon Wirosari, Namun, karena adanya perbaikan jalan, usaha jualan yang baru dirintisnya kolaps. Sehingga ia nekat untuk kembali ke Malaysia.
Meski salah satu korban sudah diyakini merupakan ibunya, Abdul Ahesa sampai saat ini masih dalam pencarian. Pernyataan itu juga dikonfirmasi Kepala Desa Tambakselo, Sareh Joko Prasetyo yang sempat berkomunikasi dengan pihat terkait pencarian korban kapal karam. “Putranya, Abdul Ahesa, saat ini masih dalam pencarian,” katanya. (iby/de)