Home » Jokowi Jelaskan Langkah Pemerintah Impor 2 Juta Ton Beras
Jokowi Jelaskan Langkah Pemerintah Impor 2 Juta Ton Beras

Jokowi Jelaskan Langkah Pemerintah Impor 2 Juta Ton Beras (Foto: Instagram/@jokowi)

TUBAN, KanalMuria – Pemerintah memutuskan untuk mengimpor 2 juta ton beras. Presiden Indonesia, Joko Widodo menjelaskan, langkah pemerintah itu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi potensi kekeringan di Indonesia.

“Impor beras sebanyak 2 juta ton itu untuk cadangan Bulog. Karena kemungkinan akan ada yang namanya El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang. Sehingga, Bulog sebagai badan pangan mempersiapkan diri dengan memperkuat cadangan berasnya,” kata Jokowi setelah menanam padi di Tuban, Jawa Timur, Kamis (06/04).

Presiden menilai, jika pemerintah tidak melakukan langkah itu, dikhawatirkan Indonesia tidak mendapat jatah beras. Terlebih, negara yang dituju untuk impor beras, diprediksi juga akan terdampak El Nino.

“Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras ke Thailand, Vietnam, Pakistan, India tapi barangnya nggak ada. Ini yang kita hindari, karena El Nino tidak hanya di Indonesia, tetapi di negara-negara itu juga terjadi,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Perum Bulog telah mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional/NFA untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir Desember 2023.

Untuk itu, Bulog telah melakukan komunikasi dengan sejumlah negara importir beras. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bukan hal yang mudah untuk mencari negara importir beras.

Oleh karenanya, Perum Bulog tengah menjajaki kesanggupan negara importir untuk mengirim beras ke Indonesia. Negara tersebut di antaranya Myanmar, Vietnam, Thailand, Pakistan ataupun India.

“Kita sudah warning ke negara importir. Kita sudah melakukan koordinasi, mereka sanggup mengimpor berasnya dalam jumlah berapa banyak,” kata Budi Waseso di Komplek Pergudangan Bulog Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (06/04).

Namun demikian, Buwas mengatakan, Perum Bulog belum melakukan proses lelang dan kontrak pada para importir. Karena mereka belum mendapatkan kepastian mengenai jumlah beras yang diimpor.

Kendati mendapatkan alokasi 2 juta ton, Bulog belum tentu melakukan impor dengan jumlah tersebut. Menurut Buwas, Bulog masih mempertimbangkan serapan beras dari petani.

“Pemerintah ingin membeli beras impor sesuai dengan jumlah kebutuhan, tidak kekurangan maupun kelebihan. Karena sampai saat ini stok CBP masih tersedia di atas 300 ribu ton. Artinya masih dalam kondisi yang aman,” ujarnya.

Buwas menambahkan, adanya bantuan sosial atau bansos pangan berupa beras yang telah disalurkan ke 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat atau KPM membuat Bulog harus meningkatkan penyerapan berasnya hingga 100 ribu ton. Impor baru dilakukan jika penyerapan tersebut tidak sesuai target dan stol CBP rendah. (eds/syn)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *