Home » Jelang Tahun Politik, IJTI Muria Raya Gelar Semnas Jurnalisme Positif
Jelang Tahun Politik, IJTI Muria Raya Gelar Semnas Jurnalisme Positif

Jelang Tahun Politik, IJTI Muria Raya Gelar Semnas Jurnalisme Positif (Foto: Dok IJTI Muria Raya)

KUDUS, KanalMuria – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Muria Raya mengelar Seminar Nasional (Semnas) di auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), Senin (28/08). Seminar bertema “Menumbuhkan Jurnalisme Positif Menjaga Kemerdekaan Pers Menyongsong Tahun Politik” itu merupakan rangkaian kegiatan HUT IJTI yang ke 25 tahun.

Terbuka untuk umum, seminar tersebut diikuti ratusan peserta dari civitas akademika dari sejumlah kampus di wilayah muria raya. Seminar itu menghadirkan tiga narasumber, yakni Yadi Hendriyana dari Dewan Pers; Herik Kurniawan, Ketua IJTI Pusat serta Anisha Dasuki, presenter Inews dan dipandu Ketua IJTI Jateng, Teguh Hadi Prayitno selaku Moderator.

Herik kurniawan selaku narasumber pertama menyampaikan materi terkait kontribusi televisi terhadap pengembangan jurnalisme positif. Menurutnya, kondisi saat ini siapapun bisa menciptakan informasi, bukan hanya lewat media mainstream namun juga melalui media sosial.

Namun, informasi yang disebarkan harus bijak dan bisa dipertanggung jawabkan. Hal inilah yang harusnya dipelajari para mahasiswa dan mereka yang kerja jurnalistik.

“Melalui jurnalisme positif ini semangat menyebarkan informasi positif  bisa membuat polusi informasi  yang saat ini terjadi seperti hoax bisa teratasi sehingga public bias menerima informasi semestinya” ujarnya.

Lalu narasumber kedua, Yadi Hendriyana menyampaikan materi tentang kemerdekaan pers menyongsong tahun politik. Menurutnya pers memiliki peran penting dalam menjaga iklim demokrasi pemilu yang sehat dan fair.

Dia menilai, pers harus independen dan berpihak kepada publik. Selain itu, karya karya jurnlistik dari pers harus sesuai dengan kode etik jurnlistik.

“Media kita banyak sekali bermunculan dan banyak yang tidak jelas faktornya banyak muncul pers abal abal yang menjadi batu sandungan pers yang professional.  Pers yang mengancam bukan dalam ranah kami namun sudah masuk dalam ranah pidana,” kata Yadi.

Sementara itu, Anisha Dasuki, narasumber terakhir, menerangkan materi tentang tantangan televisi terhadap platform media sosial saat ini. Menurutnya, ditengah gempuran memdia sosial yang semakin banyak, serta akun media online yang tidak jelas verifikasi dan sumber informasinya, menjadi tantangan bagi media televisi untuk memberikan informai yang cepat namun tetap berdasarkan fakta.

“Tantangan media tv kedepanya di tengah gempuran memdia sosia makin banyak  semakin banyak akun media online tapi verifikasinya tidak jelas sumbernya tidak jelas,” jelasnya.

Di sisi lain, Rektor UMK, Profesor Darsono menyambut positif seminar tersebut. Dia menilai, seminar yang digelar menjadi pembekalan secara preventif untuk mahasiswa menyongsong tahun politik yang sudah didepan mata.

Terlebih untuk generasi millennial, materi seminar kali ini menjadi pengingat bagi mahasiswa tentang memerangi hoaks di social media dan dan berpartisipasi di dunia politik. Dia pun berharap seminar kali ini menjadi bekal mahasiswa di tahun politik yang akan datang.

“Seminar ini menjawab  dari harapan para rector di jawa tengah terkait upaya preventif di tahun politik apalagi dengan tahun politik kedepan  adanya kampanya yang bisa masuk kedalam kampus,” imbuh Darsono.

Salah satu peserta seminar, Yusuf Lutfi Jilal, mahasiswa program Studi Simtem Informasi UMK menyebut, seminar kali ini sangat bermanfaat bagi generasi muda. Baginya, seminar kali ini menambah literasi digital untuk menyaring informasi, apalagi saat ini era kebebasan informasi di media social.

“Sekarang banyak media di luar IJTI yang bermunculan dan menyampaikan informasi yang kita kesulitan untuk menyaring benar atau tidaknya,” kata Yusuf. (wan/iby)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *