
Jadi Pemicu Banjir, DAS Sungai Sambong Perlu Penanganan Serius (Foto: Dok MC Batang)
BATANG, KanalMuria – Hujan lebat yang melanda Kelurahan Karangasem Utara selama dua hari berturut-turut, memaksa wilayah Dukuh Sulur dan sekitarnya menjadi langganan banjir yang setiap tahunnya merendam rumah serta sarana publik. Sejumlah madrasah dan masjid tak luput dari terjangan banjir yang datang sejak Rabu (01/03) petang. Ketinggian banjir bervariasi antara 40 hingga 60 sentimeter.
Akibat banjir, sedikitnya 200 Kepala Keluarga (KK) mengungsi di musala dan masjid yang permukaan tanahnya lebih tinggi. Mereka terpaksa meningglkan rumah untuk mengungsi karena khawatir genangan banjir semakin tinggi.
Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Batang Thoriqul Huda mengatakan, wilayah ini setiap tahunnya menjadi langganan banjir karena kontur tanah yang lebih rendah dibandingkan daerah lainnya. Terlebih ketika hujan lebat dan mendapat kiriman air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni Sungai Sambong, otomatis banjir merendam seluruh rumah dan fasilitas umum.
“Menang seharusnya daerah sini jadi prioritas penanganan banjir, khususnya Karangasem Utara. Yang jelas DAS perlu mendapat perhatian lebih dari Pemda, karena efeknya dirasakan masyarakat setiap tahun,” katanya, saat membersihkan Masjid Al Ikhlas, Karangasem Utara, Kabupaten Batang, Kamis (02/03) malam.
Ia mengharapkan, Pemkab Batang melalui instansi terkait segera melakukan langkah cepat, untuk menanggulangi banjir yang muncul setiap tahunnya.
“Untuk sekarang memang air sudah mulai surut, tapi bukan tidak mungkin kalau hujan lagi, bisa banjir bisa menggenangi rumah-rumah warga,” katanya, seperti dikutip dari batangkab.go.id.
“Alhamdulillah karena air sudah mulai surut, saya dan pengurus setempat mulai membersihkan masjid. Sebagian warga juga sudah ada yang kembali ke rumah dan membersihkan perabot rumah yang sempat terendam,” lanjutnya.
Pengurus TPQ, Muhammad Najib menuturkan, banjir mulai merendam sejak Rabu petang pukul 18.00 WIB, sempat surut Kamis dini hari pukul 03.00 WIB. Namun air kembali naik pukul 15.00 WIB, sehingga mengharuskan kaum lansia, anak-anak dan wanita kembali mengungsi ke musala dan masjid.
“Air mulai naik sejak pukul 18.00 sampai 21.00 WIB. Semoga cepat surut jadi warga tidak terlalu lama mengungsi, karena Banyak di antara mereka yang terserang gatal pada kaki karena terlalu lama terendam banjir,” terangnya.
Salah satu warga, Triyanto mengutarakan, banjir yang datang ini merupakan luapan dari Sungai Sambong bersamaan dengan rob yang sudah menjadi langganan warga setiap musim penghujan.
“Kalau hujan deras Seperti tadi pagi ya bisa 6 jam dengan ketinggian sampai 60 sentimeter, alhamdulillah air sudah mulai surut. Tapi kalau daerah bisa jadi lebih dalam lagi, sampai hampir 1 meter,” ujar dia. (jt/ion)